Riyadhus
Shalihin – 142
Bab 22
…….Nasihat…….
Allah Ta'ala berfirman:
"Hanyasanya sekalian orang yang beriman itu adalah
sebagai saudara-saudara." (al-Hujurat:10)
Allah Ta'ala berfirman sebagai pemberitahuan tentang keadaan Nuh
a.s.: "Dan saya memberikan nasihat
kepadamu semua." (al-A'raf: 62) Dan
tentang Hud a.s. firmanNya: "Dan
saya adalah penasihat untukmu semua yang terpercaya." (al-A'raf: 68) Adapun Hadis-hadisnya ialah:
182. Pertama: Dari Abu Ruqayyah yaitu Tamin bin Aus ad-Dari r.a.
bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:"Agama itu adalah merupakan nasihat."
Kita semua bertanya: "Untuk siapa?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Bagi Allah, bagi kitabNya, bagi rasulNya, bagi pemimpinpemimpin kaum
muslimin serta bagi segenap umumnya ummat Islam." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Sendi pokok dan tiang utama dalam Agama Islam adalah nasihat. Kata
"nasihat" itu meliputi seluruh makna dan pengertian yang tujuannya
adalah untuk mendapatkan kebahagiaan bagi orang yang dinasihati. Dalam Hadis di atas dijelaskan
intisari dan pengertian nasihat itu, yakni: Bagi Allah yakni dengan iman pada
Allah dan tampaknya tanda-tanda kemuliaan Allah, bagi kitab Allah yakni dengan
mengenang-ngenangkan arti-artinya serta mengamalkan, apa saja yang tercantum di
dalamnya. Bila ini sudah diamalkan, maka orang itu telah dinasihati oleh
jiwanya sendiri. Bagi Rasul Allah yakni dengan mengikuti segala
perintah-perintahnya serta tunduk dan menjauhi larangan-larangannya. Bagi
pemimpin-pemimpin Islam yakni dengan meminta nasihat-nasihat dan fatwa-fatwa mereka
yang mengenai hukum-hukum agama yang semuanya itu tentu diambil dari
pokok-pokoknya yakni al-Quran dan Hadis, dan bagi segenap ummat Islam yakni
memimpin mereka ini pada jalan yang benar serta diridhai Allah, juga
menunjukkan kepada mereka ini mana-mana yang baik (benar) dan mana-mana yang jelek
(salah).
183. Kedua: Dari jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Saya
membaiat kepada Rasulullah s.a.w. untuk mendirikan shalat, memberikan zakat dan
memberi nasihat kepada setiap orang Islam." (Muttafaq 'alaih)
184. Ketiga: Dari Anas 14
r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Tidak
sempurnalah keimanan seseorang itu sehingga ia mencintai kepada saudaranya -
sesama musliminnya - perihal apaapa yang ia mencintai untuk dirinya
sendiri." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
Saudara yang dimaksud di sini, kalau menurut uraian Ibnul 'Imaad
ialah bukan hanya sesama Islam saja, tetapi umum, sehingga orang kafirpun masuk
di dalamnya, yakni harus kita cintai sebagaimana kita mencintai diri kita
sendiri. Cinta kepada saudara yang kafir ialah dengan menginsafkan dan agar
segera masuk Islam supaya selamat dirinya, di dunia dan akhirat. Karena itu
disunnahkan mendoakan orang kafir itu agar mendapat petunjuk. Adapun cinta pada
saudara yang muslim ialah dengan terus-menerus ikut mengusahakan agar ia
senantiasa tetap dalam keIslamannya.
14 Salah seorang sahabat Nabi s.a.w. yakni Sayidina Anas r.a. itu
pernah menjadi khadam Rasulullah s.a.w. Mula-mulanya ialah, pada suatu ketika
ibunya datang pada beliau s.a.w. sewaktu beliau baru datang di Madinah. Ibunya
berkata: "Wahai Rasulullah, ambillah dia (Anas) sebagai khadam yang akan
melayani Tuan." Nabi s.a.w. lalu menerimanya. Usia Anas saat itu kira-kira
9 atau 10 tahun. Anas berkata: "Aku melayani Rasulullah s.a.w. selama 9
atau 10 tahun. Selama masa yang sekian itu belum pernah beliau berkata pada
saya:"Mengapa engkau kerjakan ini?" atau: "Mengapa tidak engkau
lakukan itu?" Tetapi beliau selalu bersabda:"Allah yang menakdirkan,
apa yang dikehendaki olehNya, pasti akan dilakukan dan yang ditakdirkan pasti
terjadi!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar