Riyadhus
Shalihin –157
Bab 26
Keharamannya Menganiaya Dan
Perintah Mengembalikan
Apa-apa Yang Dari Hasil Penganiayaan
Allah
Ta'ala berfirman:
"Orang-orang
yang zalim itu tidak mempunyai sahabat
setia dan penolong yang dipatuhi." (Ghafir:
18)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Orang-orang yang menganiaya itu tidak mempunyai
penolong." (al-Haj: 71) Adapun Hadis-hadisnya, maka di antaranya ialah Hadisnya Abu Zar
r.a. yang sudah disebutkan di muka dalam akhir bab Mujahadah atau Perjuangan,
Lihat Hadis n.o 111.
204. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Takutlah engkau semua -hindarkanlah dirimu semua - akan perbuatan
menganiaya, sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari
kiamat. Juga takutlah - hindarkanlah dirimu semua - akan sifat kikir, sebab
kikir itu menyebabkan rusak binasanya ummat yang sebelummu semua. Itulah yang
menyebabkan mereka sampai suka mengalirkan darah sesamanya dan pula menyebabkan
mereka menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada diri mereka.(Riwayat Muslim)
205. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.,
bersabda: "Niscayalah engkau itu akan menunaikan - memberikan - hak-hak
itu kepada ahlinya - pemiliknya - pada hari kiamat, sehingga dibimbinglah
kambing yang tak bertanduk dari kambing yang bertanduk - yakni kambing tak
bertanduk itu akan memberikan balasan menyakiti kepada kambing yang bertanduk
sesuai dengan perbuatan yang bertanduk itu ketika di dunia." (Riwayat
Muslim)
Keterangan:
Hadis ini dengan jelas menerangkan bahwa semua binatang pada hari
kiamat nanti akan dikumpulkan di padang mahsyar dan dikembalikan tubuh dan
ruhnya sebagaimana waktu hidupnya di dunia. Jadi sama halnya dengan manusia,
baik yang sudah mukalaf, yang masih kanak-kanak, begitu pula yang gila.
206. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua
sedang mempercakapkan perihal haji wada' - haji Nabi s.a.w. yang terakhir dan
sebagai mohon diri, sedang Nabi s.a.w. ada di hadapan kita. Kita semua tidak
mengetahui apa yang sebenarnya disebut haji wada' itu sehingga Rasulullah
s.a.w. bertahmid kepada Allah serta memujiNya, kemudian menyebutkan perihal
al-Masih Dajjal. 21 beliau
s.a.w. memperpanjang sekali dalam menguraikan tentang dajjal itu dan bersabda:
21 Dajjal adalah manusia penipu dan pembohong, buta matanya yang
sebelah kanan, memiliki berbagai keistimewaan dan mengaku menjadi Tuhan. Banyak
juga pengikutnya. Ia akan datang apabila hari kiamat sudah hampir tiba. Jadi
merupakan alamat kubra (alamat besar) perihal akar segera datangnya hari kiamat
itu."Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan Nabi itu
tentu menakutnakuti ummatnya tentang tibanya Dajjal. Nuh dan semua Nabi yang
datang sesudahnya sama menakut-nakuti -ummatnya - tentang Dajjal tersebut.
Bahwasanya Dajjal itu akan keluar di kalangan engkau semua, maka tidak akan
tersamarkan perihal keadaannya itu atasmu semua dan persoalan dirinyapun tidak
samar-samar pula bagimu. Sesungguhnya Tuhanmu tidaklah buta matanya sebelah,
padahal sesungguhnya Dajjal itu adalah buta matanya sebelah kanan, seolah-olah
matanya itu sebagai sebuah buah anggur yang menonjol kemuka. Ingatlah,
sesungguhnya Allah mengharamkan atasmu semua darah-darahmu -untuk dialirkan -
serta harta-hartamu - untuk dirampas, sebagaimana kesuciannya harimu ini dalam
negeri sucimu ini -yakni negeri Makkah, Ingatlah, bukankah saya telah menyampaikan?
Para sahabat berkata: "Benar." Beliau s.a.w. bersabda: "Ya
Allah, saksikanlah," sampai tiga kali. "Celaka untukmu semua,"
atau "Bencana untukmu semua," lihatlah - perhatikanlah, janganlah engkau
semua kembali menjadi orang-orang kafir sepeninggalku nanti, yang sebagian
memukul leher sebagian yang lain - yakni bunuhmembunuh tanpa dasar
kebenaran." (Riwayat Bukhari) Imam Muslim juga meriwayatkan sebagiannya.
207. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasululiah s.a.w.
bersabda:"Barangsiapa yang menganiaya - mengambil tanpa izin
pemiliknya - seukuran kirakira sejengkal tanah, maka tanah itu akan dikalungkan
di lehernya dari tujuh lapis bumi —sebagai siksanya pada hari kiamat
nanti." (Muttafaq 'alaih)
208. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasululiah s.a.w.
bersabda:"Sesungguhnya Allah itu menantikan untuk orang yang zalim -tidak
segera dijatuhi hukuman, tetapi apabila Allah telah menghukumnya, maka tidak
akan melepaskannya samasekali – sampai hancur sehancur-hancurnya. Selanjutnya
beliau s.a.w. membaca ayat - yang artinya: "Dan demikianlah hukuman yang
diberikan oleh Tuhanmu jikalau Dia menghukum negeri yang melakukan kezaliman. Sesungguhnya
hukuman Tuhan itu adalah pedih dan keras." (Muttafaq 'alaih)
209. Dari Mu'az r.a., katanya: "Saya diutus oleh Rasulullah
s.a.w. lalu beliau s.a.w.bersabda: "Sesungguhnya engkau akan mendatangi
sesuatu kaum dari ahlul kitab - Yahudi dan Nasrani, maka ajaklah mereka itu
kepada menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya
adalah pesuruh Allah. Jikalau mereka telah mentaati untuk melakukan itu, maka
beritahukanlah bahwasanya Allah telah mewajibkan atas mereka akan lima kali
sembahyang dalam setiap sehari semalam. Jikalau mereka telah mentaati yang sedemikian
itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan atas
mereka sedekah - zakat - yang diambil dari kalangan mereka yang kaya-kaya,
kemudian dikembalikan - diberikan -kepada golongan mereka yang fakir-miskin.
Jikalau mereka mentaati yang sedemikian itu, maka jagalah harta-harta mereka
yang dimuliakan – yakni yang menjadi milik peribadi mereka. Takutlah akan
permohonan - doa - orang yang dianiaya- balk ia muslim atau kafir, karena
sesungguhnya saja tidak ada tabir yang menutupi antara permohonannya itu dengan
Allah - yakni doanya pasti terkabul." (Muttafaq 'alaih)
210. Dari Abu Humaid, yaitu Abdurrahman bin Sa'ad as-Sa'idi r.a.,
katanya: "Nabi s.a.w. mempergunakan seorang lelaki dari al-Azad - sebagai
petugas di sesuatu daerah. Orang itu bernama Ibnul Lutbiyah untuk urusan
pengambilan sedekah - zakat. Setelah ia datang, lalu berkata: "Ini adalah
untuk Tuan dan yang ini dihadiahkan kepadaku." Rasulullah s.a.w. lalu
berdiri di atas mimbar, bertahmid serta memuji kepada Allah kemudian bersabda: "Amma
ba'd. Sesungguhnya saya telah mempergunakan seseorang di antara engkau semua
untuk sesuatu tugas dari sekian banyak tugas yang diserahkan oleh Allah
kepadaku. Lalu ia datang kembali dan berkata: "Ini adalah untuk Tuan -
zakat yang sebenarnya – dan yang ini adalah sebagai hadiah yang diberikan
padaku." Cobalah ia duduk saja di rumah ayah atau ibunya, apakah ada yang
sampai kedatangan hadiah, jikalau ia berbuat sebenarnya. Demi Allah, tiada
sesuatupun yang diambil oleh seseorang dari engkau semua yang tidak dengan
haknya, melainkan ia akan menemui Allah Ta'ala, barang itu akan dibawanya pada hari
kiamat. Sungguh-sungguh saya tidak akan mengenal seseorang dari engkau semua
yang menemui Allah itu dengan membawa seekor unta - suapan - sambil bersuara,
atau membawa seekor lembu sambil menguak atau seekor kambing sambil
mengembik." Selanjutnya beliau s.a.w. mengangkat kedua tangannya sehingga
terlihatlah putihnya kedua ketiak beliau itu lalu bersabda: "Ya Allah,
bukankah hal ini telah saya sampaikan." (Muttafaq 'alaih)
211. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya:
"Barangsiapa yang disisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk
saudaranya, baik yang mengenai keperwiraan saudaranya itu ataupun sesuatu yang
lain, maka hendaklah meminta kehalalannya pada hari ini - semasih di dunia,
sebelum tidak lakunya wang dinar dan dirham. Jikalau –tidak meminta
kehalalannya sekarang ini, maka jikalau yang menganiaya itu mempunyai amal shalih,
diambillah dari amal shalihnya itu sekadar untuk melunasi
penganiayaannya,sedang jikalau tidak mempunyai kebaikan samasekali, maka
diambillah dari keburukan-keburukan orang yang dianiayanya itu, lalu dibebankan
kepada yang menganiayanya tadi." (Riwayat
Bukhari)
212. Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari
Nabi s.a.w., sabdanya: "Muslim ialah orang yang semua orang Islam selamat
dari kejahatan lidah -ucapan -dan kejahatan tangannya-perbuatannya. Muhajir
ialah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah padanya."
(Muttafaq 'alaih)
213. Juga dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash, katanya: "Adalah
di atas beban Nabis.a.w. itu seorang lelaki yang namanya Kirkirah, kemudian ia
meninggal dunia. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Ia masuk dalam
neraka." Para sahabat lalu pergi melihat orang yang mati itu - dengan
tujuan ingin mengetahui apa sebab yang memasukkannya ke dalam neraka, kemudian
mereka menemukan sebuah baju kurung yang dikhianatinya – yakni disembunyikan
dari hasil rampasan peperangan yang semestinya dikumpulkan." (Riwayat Bukhari)
214. Dari Abu Bakrah, yaitu Nufai' bin al-Harits r.a. dari Nabi
s.a.w. sabdanya:
"Sesungguhnya zaman itu telah berputar sebagaimana
keadaan-nya sejak hari Allah menciptakan semua langit dan bumi. Setahun itu ada
dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan yang suci, tiga
berturut-turut, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijah dan Muharram dan keempatnya ialah
bulan Rajab Mudhar 22 yang jatuh
antara Jumada dan Sya'ban. Sekarang ini bulan apakah?" Kita - para sahabat
-menjawab: "Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui." Beliau
s.a.w. berdiam diri, sehingga kita menyangka bahwa beliau akan memberinya nama
lain lagi selain dari nama yang biasa. Kemudian beliau bersabda: "Bukankah
ini bulan Dzulhijah." Kita menjawab: "Benar." Beliau bersabda
lagi: "Negeri manakah ini?" Kita menjawab: "Allah dan RasulNya
adalah lebih mengetahui. "Beliau berdiam diri, sehingga kita menyangka
seolah-olah beliau akan memberinya nama lain lagi selain dari nama yang biasa.
Kemudian beliau bersabda: "Bukankah ini baldah haram – negeri suci."
Kita menjawab: "Benar." Beliau bertanya lagi: "Hari apakah
ini." Kita menjawab: "Allah dan RasulNya adalah lebih
mengetahui." Beliau berdiam diri sehingga kita menyangka, seolah-olah akan
memberinya nama lain lagi selain dari namanya yang biasa. Lalu beliau bersabda:
"Bukankah hari ini hari Nahar - hari raya Kurban." Kita menjawab:
"Benar." Beliau bersabda pula: "Sesungguhnya darah-darahmu,
harta-hartamu dan keperwiraanmu adalah haram atasmu semua - yakni wajib
dilindungi, darah tidak boleh dialirkan, harta tidak boleh dirampas dan
keperwiraan tidak boleh dipermalukan atau dihinakan, sebagaimana juga kesuciannya
harimu ini, di negerimu ini dan dalam bulanmu ini. Dan engkau semua akan menemui
Tuhanmu lalu Dia akan menanyakan kepadamu semua perihal amalan-amalanmu. Ingatlah,
maka janganlah engkau semua kembali menjadi orang-orang kafir sepeninggalku nanti,
yang sebagian memukul leher sebagian yang lain - bunuh-membunuh tanpa dasar kebenaran.
Ingatlah, hendaklah yang menyaksikan - hadir ketika itu - menyampaikan kepada yang
tidak hadir. Barangkali orang yang diberi berita itu akan lebih memahami dari
sebagian orang yang mendengar sendiri." Kemudian beliau bersabda:
"Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikan ini? Ingatlah, bukankah aku
telah menyampaikan ini?" Kita menjawab:
"Benar." Beliau bersabda lagi: "Ya Allah,
saksikanlah." (Muttafaq 'alaih)
215. Dari Abu Umamah, yaitu lyas bin Tsa'labah al-Haritsi r.a.
bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengambil haknya
seseorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah telah mewajibkan neraka untuknya
dan mengharamkan syurga atasnya." Kemudian ada seorang lelaki yang
bertanya: "Apakah demikian itu berlaku pula, sekalipun sesuatu benda yang
remeh,ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Sekalipun bendanya itu
berupa setangkai kayu penggosok gigi." (Riwayat Muslim)
216. Dari Adi bin Amirah r.a., katanya: "Saya mendengar
Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Barangsiapa yang kita pergunakan di antara engkau
semua sebagai petugas atas sesuatu pekerjaan, kemudian menyembunyikan dari kita
sebuah jarum, apalagi yang lebih besar dari jarum itu, maka hal itu adalah
sebagai pengkhianatan yang akan dibawanya sendiri pada hari kiamat."
Kemudian ada seorang lelaki berkulit hitam dari kaum Anshar berdiri, seolah-olah
saya pernah melihat padanya, lalu ia berkata: "Ya Rasulullah terimalah kembali
tugas yang Tuan serahkan itu daripadaku - maksudnya ia mohon dihentikan sebab takut
akan berbuat serong sebagai petugas. Rasulullah s.a.w. bertanya: "Mengapa
engkau?" Ia
22 Bulan Rajab diberi tambahan kala "Mudhar", sebabnya
ialah kabilah mudhar itu lebih sangat menghormati dan memuliakannya. kalau
dibandingkan dengan kabilah-kabilah Arab yang lain-lain. menjawab: "Saya
mendengar Tuan bersabda demikian, demikian - yakni sabda di atas itu." Beliau
s.a.w. lalu bersabda pula: "Saya berkata sekarang: "Barangsiapa yang
kami pergunakan sebagai petugas dari engkau semua untuk melaksanakan sesuatu
pekerjaan, maka hendaklah datang kepada kami dengan membawa hasil sedikit atau
hasil banyak - kalau sebenarnya dapat banyak. Jadi apa-apa yang diberikan
padanya, ambillah itu dan apaapa yang dilarang, janganlah diambil."
(Riwayat Muslim)
Keterangan:
Penggelapan harta atau istilah pada zaman kita sekarang ini
disebut korupsi, menilik Hadis di atas adalah sangat besar dosanya bagi seorang
pegawai yang diberi amanat dan kepercayaan untuk memimpin dan melayani ummat,
sekalipun yang digelapkan itu hanya sebuah jarum saja, apalagi kalau lebih
besar nilainya. Oleh sebab itu Hadis di atas adalah suatu ancaman yang sangat
keras serta peringatan yang tegas agar seseorang pegawai itu jangan berbuat
pengkhianatan terhadap hak milik negara. Dalam Hadis itu pula dijelaskan bahwa,
seseorang yang memangku suatu jabatan,baik yang tingkat tinggi,sedang atau
rendah, apabila merasa tidak sanggup memenuhi tugas yang dipertanggungjawabkan
kepadanya, wajiblah meminta berhenti sebagaimana yang dilakukan oleh seorang
Anshar yang berkulit hitam, yang dengan terang-terangan memberikan kepada Nabi
s.a.w. agar diterima kembali tugas yang diserahkan padanya.
217. Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Ketika terjadi
perang Khaibar, ada sekelompok dari sahabat-sahabat Nabi s.a.w. datang
menghadap padanya, kemudian mereka mengatakan: "Fulan itu mati syahid dan
Fulan itu juga mati syahid," sehingga akhirnya mereka menyebutkan nama
seseorang lalu mereka berkata: "Fulan itupun mati syahid pula." Lalu
Nabi s.a.w. bersabda: "Tidak sama sekali, Fulan itu saya lihat masuk dalam
neraka karena sebuah baju burdah atau baju kurung yang dikhianatkannya - yakni
disembunyikan dari hasil rampasan peperangan." (Riwayat Muslim)
218. Dari Abu Qatadah yaitu al-Harits bin Rib'i r.a. dari
Rasulullah s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. berdiri berkhutbah di muka orang
banyak, kemudian menyebutkan kepada mereka bahwasanya jihad fi-sabilillah dan
beriman kepada Allah itu adalah seutamautamanya amalan. Kemudian ada seorang
lelaki berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana pendapat Tuan,
jikalau saya terbunuh dalam peperangan fi-sabilillah, apakah semua kesalahan
saya akan dihapuskan-?" Beliau s.a.w. menjawab: "Benar, jikalau
engkau dibunuh fi-sabilillah itu dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan
Allah, sedang maju dan tidak mengundurkan diri." Selanjutnya Rasulullah
s.a.w. bertanya: "Apayangakan kau katakan sekarang?" Orang itu
berkata lagi: "Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya terbunuh dalam
peperangan fi-sabilillah? Apakah semua kesalahan saya dihapuskan?" Beliau s.a.w.
menjawab: "Benar demikian, asalkan engkau dalam keadaan sabar,
mengharapkan keridhaan Allah, sedang maju dan tidak mengundurkan diri, kecuali
pula kalau engkau mempunyai tanggungan hutang, karena sesungguhnya Jibril
mengatakan hal itu kepadaku."(Riwayat Muslim)
Keterangan:
Dalam Hadis di atas ada suatu keterangan yang jelas bahwa
sekalipun berjihad fisabilillah sampai mati syahid itu, pahalanya amat besar
sekali di sisi Allah, namun tidak dapat menghapuskan tanggungan perihal haknya
sesama manusia seperti hutang. Jadi selama hutangnya itu belum dilunasi atau direlakan
oleh yang memberi hutang, tetap masih akan diperhitungkan di akhirat nanti
sebagai suatu dosa yang menjadi bebannya. Jadi yang dapat dihapus hanyalah
hak-haknya Allah yang berupa dosa-dosa kecil belaka. Inilah yang insya Allah
akan diampuni.
219. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya s.a.w. bersabda:
"Adakah engkau semua tahu, siapakah orang yang pailit - bangkrut -
itu?" Para sahabat menjawab: "Orang pailit di kalangan ' kita ialah
orang yang sudah tidak memiliki lagi sedirhampun atau sesuatu benda apapun."
Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Orang pailit dari kalangan ummatku ialah
orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan
zakatnya, tetapi kedatangannya itu dahulunya - ketika di dunia - pernah mencaci
maki si Anu, mendakwa serong kepada si Anu, makan harta si Anu, mengalirkan
darah si Anu - tanpa dasar kebenaran, pernah memukul si Anu. Maka orang yang
dianiaya itu diberikan kebaikan orang tadi dan yang lainpun diberi kebaikannya
pula, Jikalau kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan
penganiayaannya,maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang yang
dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu
dilemparkanlah ke dalam neraka." (Riwayat Muslim)
220. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Hanyasanya saya ini adalah seorang manusia seperti
engkau semua pula dan sesungguhnya engkau semua akan mengajukan perselisihanmu
itu kepadaku, barangkali sebagian dari engkau semua ada yang lebihcerdik
mengemukakan hujah - alasannya – dari sebagian yang lain. Maka saya akan
memutuskannya sesuai dengan apa yang saya dengar.Maka barangsiapa yang saya
putuskan untuknya - mendapat kemenangan - sedangkan ia mengetahui bahwa itu
adalah hak saudaranya - dimenangkan karena kepandaian bicaranya,maka
sesungguhnya saja saya tentukan untuknya sepotong daripada api neraka."
(Muttafaq'alaih) Alhanu, artinya lebih mengerti atau lebih pandai (dalam mengemukakan
alasan danlain-lain).
221. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Senantiasalah seseorang mu'min itu ada di dalam kelapangan
agamanya, selama ia tidak pernah memperoleh darah yang haram - yakni tidak
pernah membunuh tanpa dasarkebenaran." (Riwayat Bukhari)
222. Dari Khaulah binti Tsamir al-Anshariyah dan ia adalah
isterinya Hamzah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya ada beberapa orangyang membelanjakan harta
Allah - yakni harta milik kaum Muslimin - tanpa dasar kebenaran, maka bagi
mereka itu adalah neraka pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar