Riyadhus
Shalihin – 177
Bab 32
Keutamaan Kelemahan Kaum Muslim'm,
Kaum Fakir Dan
Orang-orang Yang Tidak Masyhur
Allah
Ta'ala berfirman:
"Dan
sabarkanlah dirimu bersama dengan
orang-orang yang menyeru Tubannya di waktu pagi dan sore, mereka menginginkan
keridhaan Tuhan dan janganlah engkau hindarkan pandanganmu terhadap mereka
itu." (al-Kahf: 28)
253. Dari Haritsah bin Wahab r.a., katanya: "Saya mendengar
Rasulultah s.a.w. bersabda:"Sukakah engkau semua saya beritahu,siapakah ahli
syurga itu? Mereka itu setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para
manusia, tetapi jikalau ia bersumpah atas Allah, pastilah Allah mengabulkan apa
yang disumpahkannya itu. Sukakah engkau semua saya beritahu, siapakah ahli
neraka itu? Mereka itu ialah setiap orang yang 'utul - keras, jawwazh - kikir
tetapi gemar mengumpulkan harta, lagi pula congkak." (Muttafaq 'alaih) Al'utul ialah orang
yang keras kepala lagi kasar dalam pergaulan. Aljawwazh,
dengan fathah jim dan syaddahnya wawu dan
dengan zha' mu'jamah yaitu orang yang gemar mengumpulkan harta, tetapi kikir
kalau dimintai sesuatu kebaikan. Ada yang mengatakan artinya ialah orang yang
gemuk lagi sombong ketika berjalan. Ada pula yang mengatakan artinya ialah
orang yang pendek lagi suka makan.
254. Dari Abul Abbas yaitu Sahal bin Sa'ad as-Saidi r.a., katanya:
"Ada seorang lelaki yang berjalan melalui Nabi s.a.w., lalu beliau
bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di sisinya: "Bagaimanakah
pendapatmu tentang orang ini." Orang yang ditanya itu menjawab: "Ini
adalah seorang lelaki dari golongan manusia bangsawan. Orang ini demi Allah,
sudah nyatalah apabila ia melamar seseorang wanita, tentu terlaksana ia
dikawinkan dan apabila memintakan pertolongan pada sesuatu, tentu akan
dikabulkan permintaan pertolongannya itu - untuk kepentingan orang lain." Selanjutnya
ada seorang lelaki lain berjalan melalui Nabi s.a.w. kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda - kepada kawan seduduknya itu: "Bagaimanakah pendapatmu tentang
orang ini?" Orang itu menjawab: "Ya Rasulullah. Ini adalah seorang
lelaki dari golongan kaum fakirnya orang-orang Islam. Orang ini nyatalah bahwa
jikalau meminang, tentu tidak akan diterima untuk dikawinkan - dengan yang
dipinangnya - dan jikalau memintakan pertolongan pada sesuatu, tentu tidak akan
dikabulkan permintaan pertolongannya itu." Kemudian Rasulullah bersabda: "Yang
ini - yakni yang engkau hinakan karena kefakirannya -adalah lebih baik dari pada
seluruh isi bumi itu penuh seperti yang ini - yakni yang dimuliakan karena kekayaannya."
(Muttafaq 'alaih)
255. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya:
"Syurga dan neraka itu saling berbantah-bantahan. Neraka berkata: "Di
dalamku ada orang-orang yang keras kepala- gemar memaksakan kehendaknya pada
orang lain - serta orang-orang yang congkak." Syurga berkata: "Di
dalamku ada para manusia yang lemah-lemah serta kaum fakir miskin."Allah
lalu memutuskan perbantahan mereka itu dan firmanNya: "Engkau itu, syurga,
sesungguhnya adalah tempat kerahmatanKu, yang Aku merahmati denganmu itu siapa
saja yang Kukehendaki, sedang engkau neraka, sesungguhnya adalah tempat
penyiksaanKu,yang Aku menyiksa denganmu siapa saja yang Kuhendaki. Atas
kehendakKu pulalah keduaduanya itu siapa-siapa yang akan diisikannya."
(Riwayat Muslim)
256. Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:
"Sesungguhnya saja nanti akan datanglah seseorang yang besar lagi gemuk
pada hari kiamat, tetapi di sisi Allah, tidak ada timbangan beratnya lebih dari
timbangan sehelai sayap nyamuk." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan
Maksud Hadis di atas ialah bahwa orang yang sewaktu di dunia ini
besar dan tinggi kedudukannya, gemuk badannya serta gendut perutnya, tetapi
kosong amalannya yang baik, tidak mentaati perintah Allah dan malahan melanggar
laranganNya, maka pada hari kiamat nanti oleh Allah orang tersebut tidak ada
harganya samasekali, dianggap ringan dan remeh dan sudah dipastikan akan
memperoleh siksaNya yang pedih dalam neraka. Jadi untuk mencapai keluhuran
tingkat di sisi Allah, dapat mendekatkan diri padaNya serta mendapatkan keridhaanNya
hanyalah dengan jalan membersihkan hati dari semua sifat yang tercela,
menyucikannya agar menerima cahaya Ilahiyah, di samping mengamalkan semua
perintah dan menjauhi laranganNya. Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, ada lanjutannya Hadis di atas itu dan berbunyi: "Bacalah jika kamu
suka - firman Allah, yaitu -: "Maka Kami (Allah) tidak merasa perlu
menimbang orang-orang yang semacam itu - sebab timbangannya yang berupa amal kebaikan
samasekali tidak ada dan tidak lebih berat daripada sayap nyamuk belaka."
257. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya ada seorang wanita
hitam yang biasanya menyapu masjid. Dalam sebuah riwayat dikatakan: seorang
pemuda - sebagai ganti wanita hitam tersebut, yang pekerjaannya juga suka
menyapu masjid. Kemudian Rasulullah s.a.w. - pada suatu hari -tidak
menemukannya lagi, lalu bertanya, ke mana orang yang suka menyapu itu. Para
sahabat berkata bahwa ia telah meninggal dunia. Beliau bersabda: "Mengapa
engkau semua tidak memberitahukan hal itu padaku." Mereka tidak memberitahukan
itu, seolah-olah mereka menganggap remeh saja kematian orang tersebut.Beliau
bersabda pula: "Tunjukkanlah aku di mana kuburnya." Orang-orang menunjukkannya,kemudian
beliau s.a.w. menyembahyangi orang yang mati itu - yang sudah dalam kubur.Setelah
itu beliau bersabda: "Sesungguhnya kubur itu penuh kegelapan atas para penghuninya,
tetapi Allah membuatnya bercahaya untuk mereka itu dengan sebab saya menyembahyangi
atas mereka itu." (Muttafaq 'alaih)
258. Dari Abu Hurairah r.a. lagi, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Kadang-kadang orang-orang yang tidak karuan letak rambutnya lagi
pula penuh debu tubuhnya, serta selalu ditolak jika ada di pintu - tidak
dihiraukan karena miskinnya, Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang
Shalih jikalau bersumpah atas Allah niscayalah
Allah mengabulkan padanya - apa yang
disumpahkannya itu." (Riwayat Muslim)
259. Dari Usamah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Saya berdiri
di pintu syurga, tibatiba- saya lihat - kebanyakan orang yang memasukinya itu
adalah orang-orang miskin,sedang orang-orang yang mempunyai kekayaan masih
tertahan - belum lagi diizinkan untuk masuk syurga. Tetapi para ahli neraka
sudah semua diperintahkan untuk masuk neraka. Saya juga berdiri di pintu
neraka, tiba-tiba -saya lihat -kebanyakan para ahli neraka itu adalah kaum
wanita." (Muttafaq 'alaih)
260. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: "Tidak
seorang bayipun yang dapat berbicara ketika masih dalam belaian kecuali tiga
anak. Ini yang dari kalangan Bani Israil, sedang yang tidak dari kalangan
mereka ada pula yang lain-lain seperti tertera dalam Hadis nomor 30. Tiga anak
itu ialah Isa putera Maryam. Kedua sahabat Juraij –yang menyaksikan kebenaran
Juraij. Juraij adalah seorang lelaki yang tekun ibadatnya, lalu ia mengambil
sebuah tempat yang tinggi letaknya. Ia senantiasa berada di situ. Suatu ketika ibunya
datang dan ia sedang bersembahyang, serunya: "Hai Juraij." Juraij
berkata – dalam hatinya: "Ya Tuhanku, itu adalah ibuku, tetapi saya lebih
mengutamakan shalatku." Ia terus tekun dalam shalatnya - dan ibunya tidak
dihiraukan olehnya. Ibunya lalu pergi. Ketika menjelang esok harinya, ibunya
datang lagi dan ia juga sedang bersembahyang. Ibunya berseru: "Hai
Juraij." Ia berkata pula - dalam hatinya: "Ya Tuhanku, itu adalah
ibuku, tetapi saya lebih mengutamakan shalatku." Ia terus tekun dalam
shalatnya. selanjutnya pada esok harinya lagi, ibunya datang sekali lagi dan ia
sedang bersembahyang. Ibunya berseru: "Hai Juraij." Ia berkata pula -
dalam hatinya: "Ya Tuhanku, itu adalah ibuku, tetapi saya lebih mengutamakan
shalatku." Ia terus pula tekun dalam shalatnya. lbunya lalu berkata –
berdoa "Ya Allah, janganlah Engkau mematikannya, sehingga ia melihat
wajahnya wanita-wanita pelacur."Kaum Bani Israil sama menyebut-nyebutkan
perihal diri juraij itu serta ketekunan ibadatnya. Di kalangan mereka ada
seorang wanita pelacur yang karena cantiknya sampai dibuat sebagai perumpamaan.
Wanita itu berkata: "Jikalau engkau semua suka, niscaya dapatlah aku
memfitnahnya." Wanita itu menunjukkan diri pada Juraij, tetapi ia tidak menoleh
samasekali pada wanita itu. Wanita itu lalu mendatangi seorang penggembala yang
berdiam di tempat peribadatan Juraij lalu ia memungkinkan dirinya pada
penggembala itu -yakni membolehkan dirinya disetubuhi olehnya. Penggembala itu
menyetubuhinya kemudian ia pun hamillah. Setelah wanita itu melahirkan, ia
berkata bahwa anak itu adalah hasil dari hubungannya dengan Juraij. Orang-orang
banyak sama mendatangi Juraij, ia diturunkan dan mereka merobohkan tempat
ibadatnya, bahkan merekapun memukulnya. Juraij bertanya: "Ada apa engkau
semua ini?" Orang-orang sama berkata: "Engkau berzina dengan wanita
pelacur ini, lalu ia melahirkan anak dari hasil perbuatanmu." Ia berkata: "Manakah
anak itu?" Orang-orang sama mendatangkan anak itu padanya. Juraij lalu berkata:
"Biarkanlah saya hendak bersembahyang dulu." Iapun bersembahyanglah.
Ketika ia kembali di hadapan orang banyak, ia mendatangi anak itu lalu menusuk
perutnya – dengan jarinya - dan berkata: "Hai anak, siapakah ayahmu?"
Anak kecil itu berkata: "Ayahku si Fulan, penggembala itu." Kemudian
orang-orang banyak itu sama menghadapi Juraij menciuminya dan mengusap-usap
tubuhnya. Mereka berkata: "Kita akan mendirikan tempat sembahyangmu itu
dari emas." Juraij berkata: "Jangan, kembalikan sajalah dari tanah –
batu merah -sebagaimana dahulunya." Mereka terus mengerjakan
pembangunannya kembali. Ketiga dari anak yang dapat berbicara ialah - pada
suatu ketika ada seorang anak bayi sedang menyusu pada ibunya. Kemudian
berlalulah seorang lelaki mengendarai seekor binatang kendaraan yang indah dan
serba bagus keadaan serta pakaiannya. Ibunya lalu berkata: "Ya Allah,
jadikanlah anakku ini seperti orang itu!" Anak itu lalu melepaskan teteknya
dan menghadap untuk melihat orang lelaki tersebut, kemudian berkata: "Ya
Allah, janganlah saya Engkau jadikan seperti orang itu!" Selanjutnya anak
itu kembali menghadapi teteknya dan mulai menyusui lagi. Saya - yang
meriwayatkan Hadis ini - seolah-olah melihat kepada Rasulullah s.a.w. di waktu
beliau menirukan cara anak itu menyusu, yaitu dengan menggunakan jari telunjuk beliau
dan beliau mengisapnya. Selanjutnya beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: Seterusnya
mereka melalui seorang hamba sahaya wanita dan orang-orang sama memukulinya,
dan mereka mengucapkan: "Engkau berzina dan engkau mencuri," sedang wanita
itu berkata: "Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Dia adalah
sebaik-baiknya Zat yang memberikan perlindungan." Ibu anak tadi lalu
berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan anakku ini seperti wanita
itu!" Anak tersebut melepaskan teteknya lagi lalu melihat pada wanita itu
kemudian berkata: "Ya Allah, jadikanlah saya seperti wanita itu!" Sampai
di sini kedua orang ibu dan anaknya tadi mengulangkan percakapannya. Ibunya
berkata: "Ada seorang lelaki yang indah sekali keadaannya, lalu saya
berkata: "Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang itu," tetapi
engkau berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan saya seperti orang
itu." Orang-orang sama melalui seorang hamba sahaya wanita dan mereka
memukulinya, juga mengatakan: "Engkau berzina dan engkau mencuri."
Saya lalu berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan anakku seperti
wanita itu," tetapi engkau berkata: "Ya Allah, jadikanlah saya
seperti wanita itu." Apakah sebabnya demikian." Anak bayi itu
menjawab: "Orang lelaki itu adalah seorang yang keras kepala - dalam kebathilan,
maka itu saya mengatakan: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan saya seperti
orang itu," sedangkan wanita yang orang-orang sama mengatakan padanya:
"Engkau berzina," sebenarnya ia tidak berzina dan: "Engkau
mencuri," sebenarnya ia tidak mencuri. Oleh sebab itu saya mengatakan:
"Ya Allah, jadikanlah saya seperti wanita itu." (Muttafaq 'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar