Riyadhus
Shalihin – 175
Bab 31
Mendamaikan Antara Para Manusia
Allah Ta'ala berfirman:
"Tiada kebaikannya samasekali dalam banyaknya
pembicaraan rahasia mereka itu, melainkan
orang yang memerintahkan bersedekah, menyuruh berbuat kebaikan
serta mengusahakan perdamaian
antara seluruh manusia." (an-Nisa': 114)
Allah Ta'ala berfirman
lagi:
"Dan berdamai
itu adalah yang terbaik." Allah
Ta'ala berfirman pula:
"Maka benaqwalah engkau semua kepada Allah dan
damaikanlah antara sesamamu sendiri."
(al-Anfal: 1)
Juga Allah Ta'ala
berfirman:
"Hanyasanya kaum mu'minin itu adatah sebagai saudara,
maka damaikanlah antara kedua
saudaramu." (al-Hujurat:
10)
249. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Setiap seruas tulang dari seluruh manusia itu harus
memberikan sedekahnya pada setiap hari yang matahari terbit pada hari itu. Mendamaikan dengan
cara yang adil antara dua orang adalah sedekah, menolong seseorang pada kendaraannya
lalu mengangkatnya di atas kendaraannya itu atau mengangkatkan barang-barangnya ke sana,
itupun sedekah,ucapan yang baik juga sedekah dan setiap langkah yang dijalaninya
untuk pergi shalat juga merupakan sedekah, menyingkirkan benda-benda yang berbahaya dari
jalan termasuk sedekah pula." (Muttafaq 'alaih)
250. Dari Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abu Mu'aith, katanya:
"Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:"Bukannya termasuk pendusta orang yang mendamaikan antara
para manusia, lalu ia menyampatkan berita yang baik atau mengatakan sesuatu yang
baik." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Muslim disebutkan tambahannya demikian: Ummu Kultsum
berkata:"Saya tidak pernah mendengar dari Nabi s.a.w. tentang
dibolehkannya berdusta daripada ucapan-ucapan yang diucapkan oleh para manusia itu, melainkan
dalam tiga hal yaitu perihal peperangan, mendamaikan antara para manusia dan perkataan
seseorang suami kepada isterinya serta perkataan isteri kepada suaminya - yang
akan membawa kebaikan rumah-tangga dan lain-lain."
251. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah
s.a.w. mendengar suara pertengkaran di arah pintu, yang suara kedua orang yang bertengkar
itu terdengar keraskeras.Tiba-tiba salah seorang dari keduanya itu meminta kepada yang
lainnya agar sebagian hutangnya dihapuskan dan ia meminta belas kasihannya, sedangkan
kawannya itu berkata: "Demi Allah, permintaan itu tidak saya lakukan - tidak
dibenarkan."Rasulullah s.a.w. kemudian keluar menemui keduanya lalu bersabda:
"Siapakah orang yang bersumpah atas Allah untuk tidak melakukan kebaikan
itu?" Orang itu berkata: "Saya ya Rasulullah. Tetapi baginya- orang yang berhutang tadi - mana
saja yang ia sukai -maksudnya pemotongan sebagian hutangnya dikabulkan dengan sebab
syafa'at beliau s.a.w.itu." (Muttafaq 'alaih)
252. Dari Abul Abbas yaitu Sahal bin Sa'ad as-Saidi r.a.
bahwasanya Rasulullah s.a.w.menerima berita bahwa antara sesama keturunan 'Amr bin 'Auf itu
terjadi suatu hal yang tidak baik - perselisihan faham, lalu Rasulullah s.a.w. keluar
menemui mereka untuk mendamaikan antara orang-orang itu dan beliau disertai beberapa
orang sahabatnya.Rasulullah s.a.w. tertahan - ditahan oleh orang-orang yang
didatangi olehnya untuk diberi jamuan sebagai tamu, sedangkan shalat - Ashar - sudah masuk
waktunya. Bilal mendatangi Abu Bakar r.a. lalu berkata: "Hai Abu Bakar, sesungguhnya
Rasulullah tertahan, sedangkan shalat sudah masuk waktunya. Adakah Tuan suka menjadi imamnya para
manusia?" Abu Bakar menjawab: "Baiklah, jikalau engkau menghendaki
demikian." Bilal membaca iqamah dan majulah Abu Bakar, kemudian ia bertakbir dan orang-orangpun
bertakbir pula. Di tengah shalat itu Rasulullah s.a.w. datang berjalan di barisan
sehingga berdirilah beliau di suatu barisan. Orang-orang banyak mulai bertepuk tangan,
sedangkan Abu Bakar
tidak menoleh dalam shalatnya itu. Tetapi setelah para manusia
makin banyak yang bertepuk-tepuk tangan, lalu Abu Bakar menoleh ke belakang,
tiba-tiba tampaklah olehnya Rasulullah s.a.w. Beliau s.a.w. mengisyaratkan supaya shalat
diteruskan - dan ia sebagai imamnya. Tetapi Abu Bakar setelah mengangkat tangannya - untuk beri'tidal lalu
bertahmid kepada Allah terus kembali ke belakang perlahan-lahan sampai berada di belakang
terus berdiri di jajaran shaf. Rasulullah s.a.w. lalu maju, kemudian bersembahyang sebagai
imamnya para manusia. Setelah selesai beliau s.a.w. menghadap orang-orang itu lalu
bersabda: "Hai sekalian manusia, mengapa ketika terjadi sesuatu dalam shalat, lalu engkau semua
bertepuk tangan? Hanyasanya bertepuk tangan itu untuk kaum wanita. Barangsiapa yang
terjadi sesuatu dalam shalatnya, hendaklah mengucapkan: Subhanallah, maka
sesungguhnya tiada seorangpun yang mendengar ketika dibacakan Subhanallah itu,
melainkan ia tentu akan menoleh. Hai Abu Bakar, apakah yang menyebabkan saudara terhenti
tercegah - tidak meneruskan - melakukan shalat sebagai imamnya orang banyak, ketika
saya memberika isyarat untuk meneruskannya itu?" Abu Bakar menjawab:
"Kiranya tidak sepatutnyalah untuk anak Abu Quhafah ini kalau bersembahyang sebagai imam di
sisi Rasulullah s.a.w. maksudnya Rasulullah sebagai makmumnya." (Muttafaq 'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar