Riyadhus Shalihin –212
Bab 42
Keutamaan Berbakti Kepada
Kawan-kawan Ayah, Ibu,
Kerabat, Isteri Dan Lain-lain
Orang Yang Sunnah Dimuliakan
341. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w.
bersabda: "Sesungguhnya suatu kebaktian yang terbesar kebaktiannya ialah
jikalau seseorang itu menghubungi - yakni mempererat hubungan - kepada kekasih
ayahnya." Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada
seorang lelaki dari golongan A'rab -golongan Arab yang berdiam di pedalaman -
bertemu dengannya di suatu jalanan Makkah, lalu Abdullah bin Umar mengucapkan
salam padanya dan dibawanya menaiki keledai yang dinaikinya sendiri,juga orang
itu diberi sorban yang melilit di kepalanya. Ibnu Dinar berkata: "Kita
berkata kepadanya: "Semoga Allah memberikan kebaikan padamu, sesungguhnya
itu adalah orang A'rab dan orang-orang A'rab itu rela dengan apaapa yang
remeh." Lalu Abdullah bin Umar menjawab: "Sesungguhnya ayahnya orang
ini adalah kecintaan Umar bin Al khaththab - ayahnya sendiri - r.a., sedangkan
saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kebaktian
yang terbesar kebaktiannya ialah jikalau seseorang itu menghubungi -
mempereratkan hubungan – kepada kekasih ayahnya." Dalam riwayat lain dari
Ibnu Dinar dari !bnu Umar radhiallahu anhum, bahawasanya ia keluar ke Makkah.
Ia mempunyai seekor keldai dan mengasuhkan diri sambil naik di atasnya, jikalau
ia sudah bosan naik unta. Ia juga mempunyai sorban yang diikatkan pada kepalanya.
Pada suatu hari ketika ia menaiki keldainya, tiba-tiba berlalulah di mukanya
itu seorang A'rab, kemudian ia bertanya: 'Bukankah anda itu si Fulan anak si
Fulan itu?" Ia menjawab: 'Benar." Orang itu lalu diberi olehnya
keldai dan berkata: "Naikilah ini." Juga diberi selembar sorban dan
berkata: "Ikatlah kepalamu dengan sorban ini." Sebagian sahabat Abdullah
bin Umar lalu berkata: "Semoga Allah mengampuni untukmu. Engkau telah memberikan
kepada orang A'rab ini seekor keldai yang engkau gunakan untuk mengistirahatkan
diri, juga engkau beri selembar sorban yang engkau ikatkan di kepalamu," Abdullah
lalu menjawab: "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Sesungguhnya tergolong sebesar-besar kebaktian ialah jikalau
seseorang itu menghubungi - mempereratkan hubungan - kepada kekasih ayahnya, setelah ayahnya
itu meninggal dunia." Sesungguhnya ayahnya orang A'rab itu adalah sahabat
dari Umar r.a. - yakni ayahnya Abdullah.Yang meriwayatkan semua Hadis-hadis di
atas itu adalah Imam Muslim.
342. Dari Abu Usaid - dengan dhammahnya hamzah dan fathahnya sin -
iaitu Malik bin Rabi'ah as-Sa'idi r.a., katanya: "Pada suatu ketika kita
semua duduk-duduk di sisi Rasulullah s.a.w., tiba-tiba datanglah kepadanya
seorang lelaki dari Bani Salamah. Orang itu bertanya: "Ya Rasulullah, apakah
masih ada sesuatu amalan yang dapat saya amalkan sebagai kebaktian saya kepada
dua orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Ya, masih ada. Iaitu mendoakan keselamatan untuk keduanya, memohonkan
pengampunan kepadanya, melaksanakan janji kedua orang itu setelah wafatnya,
mempereratkan hubungan kekeluargaan yang tidak dapat dihubungi kecuali dengan
adanya kedua orang tua itu serta memuliakan sahabatnya." (Riwayat Abu
Dawud)
343. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya tidak
pernah cemburu kepada seseorang pun dari semua isteri-isteri Nabi s.a.w.
sebagaimana cemburu saya kepada Khadijah, padahal saya tidak pernah melihatnya
sama sekali, tetapi Nabi s.a.w. memperbanyak menyebutkannya - yakni
sering-sering disebut-sebutkan kebaikannya. Kadang-kadang Nabi s.a.w.
menyembelih kambing kemudian memotong-motongnya seanggota demi seanggota,
kemudian dikirimkanlah kepada kawan-kawan Khadijah itu. Kadang-kadang saya juga
berkata kepada Nabi s.a.w. itu: "Seolah-olah tidak ada wanita lain di
dunia ini melainkan Khadijah." Beliau s.a.w. lalu menjawab:
"Sesungguhnya keadaannya adalah sebagaimana yang ada itu dan memang dari
dialah saya mendapatkan anak." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain
disebutkan: "Beliau s.a.w. jika menyembelih kambing, lalu tentu
menghadiahkan kepada kekasihkekasih Khadijah dengan sebagian dari kambing itu,
seberapa yang cukup untuk diberikan." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Rasulullah
s.a.w. jikalau menyembelih kambing, lalu bersabda: "Kirimkanlah yang ini kepada
kawan-kawan Khadijah." Lagi dalam sebuah riwayat disebutkan: "Halah
binti Khuwailid iaitu saudarinya Khadijah meminta izin untuk menemui Rasulullah
s.a.w., kemudian beliau mengingat Khadijah ketika saudarinya itu meminta izin menemuinya
- sebab suaranya serupa benar dengan suara Khadijah dan ini mengingatkan benar-benar
pada beliau s.a.w. pada zaman yang lampau semasih bergaul sebagai suami isteri.
Kemudian beliau s.a.w. memperhatikan - bergembira - sekali untuk menemuinya itu
dan bersabda: "Ya Allah, ini adalah Halah binti Khuwailid." Ucapannya:
Fartaha dengan menggunakan ha' dan dalam Aljam'u bainas shahihain oleh
Humaidi disebutkan: Farta'a dengan menggunakan 'ain, ertinya ialah
memperhatikan padanya. Kalau fartaha
artinya menjadi gembira.
344. Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Saya keluar bersama
Jarir bin Abdullah Albajili r.a. dalam suatu bepergian. Jarir - yang usianya
lebih tua dari Anas r.a. - selalu melayani saya, lalu saya berkata padanya:
"Jangan berbuat demikian itu - yakni melayani saya." Kemudian ia berkata: "Sesungguhnya saya telah melihat kaum Anshar
melakukan sesuatu untuk Rasulullah s.a.w., maka saya bersumpah tidak akan
mengawani seorang pun dari kaum Anshar itu, melainkan saya akan
melayaninya." 33 (Muttafaq
'alaih) 33 Maksudnya
untuk memuliakan Nabi s.a.w.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar