Sabtu, 29 Februari 2020

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 22: Nasihat




Nomor: 182

Pertama: Dari Abu Ruqayyah yaitu Tamin bin Aus ad-Dari رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Agama itu adalah merupakan nasihat."

Kita semua bertanya: "Untuk siapa?"

Beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: "Bagi Allah, bagi kitabNya, bagi rasulNya, bagi pemimpin- pemimpin kaum muslimin serta bagi segenap umumnya ummat Islam." (Riwayat Muslim)

Penjelasan:

Sendi pokok dan tiang utama dalam Agama Islam adalah nasihat. Kata "nasihat" itu meliputi seluruh makna dan pengertian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan bagi orang yang dinasihati.

Dalam Hadis di atas dijelaskan intisari dan pengertian nasihat itu, yakni:

Bagi Allah yakni dengan iman pada Allah dan tampaknya tanda-tanda kemuliaan Allah, bagi kitab Allah yakni denganmengenang-ngenangkan arti-artinya serta mengamalkan, apa saja yang tercantum di dalamnya. Bila ini sudah diamalkan, maka orang itu telah dinasihati oleh jiwanya sendiri.

Bagi Rasul Allah yakni dengan mengikuti segala perintah-perintahnya serta tunduk dan menjauhi larangan-larangannya. Bagi pemimpin-pemimpin Islam yakni dengan meminta nasihat-nasihat dan fatwa-fatwa mereka yang mengenai hukum-hukum agama yang semuanya itu tentu diambil dari pokok-pokoknya yakni al-Quran dan Hadis, dan bagi segenap ummat Islam yakni memimpin mereka ini pada jalan yang benar serta diridhai Allah, juga menunjukkan kepada mereka ini mana-mana yang baik (benar) dan mana-mana yang jelek (salah).


Nomor: 183

Kedua: Dari jarir bin Abdullah رضي الله عنه, katanya: "Saya membaiat kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم untuk mendirikan shalat, memberikan zakat dan memberi nasihat kepada setiap orang Islam." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 184

Ketiga: Dari Anas [14] رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم sabdanya: "Tidak sempurnalah keimanan seseorang itu sehingga ia mencintai kepada saudaranya - sesama musliminnya - perihal apa- apa yang ia mencintai untuk dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)




[14]Salah seorang sahabat Nabi صلی الله عليه وسلم yakni Sayidina Anas r.a. itu pernah menjadi khadam Rasulullah صلی الله عليه وسلم Mula-mulanya ialah, pada suatu ketika ibunya datang pada beliau صلی الله عليه وسلم sewaktu beliau baru datang di Madinah. Ibunya berkata: "Wahai Rasulullah, ambillah dia (Anas) sebagai khadam yang akan melayani Tuan." Nabi صلی الله عليه وسلم lalu menerimanya. Usia Anas saat itu kira-kira 9 atau 10 tahun. Anas berkata: "Aku melayani Rasulullah صلی الله عليه وسلم selama 9 atau 10 tahun. Selama masa yang sekian itu belum pernah beliau berkata pada saya: "Mengapa engkau kerjakan ini?" atau: "Mengapa tidak engkau lakukan itu?" Tetapi beliau selalu bersabda: "Allah yang menakdirkan, apa yang dikehendaki olehNya, pasti akan dilakukan dan yang ditakdirkan pasti terjadi!"

Penjelasan:

Saudara yang dimaksud di sini, kalau menurut uraian Ibnul 'Imaad ialah bukan hanya sesama Islam saja, tetapi umum, sehingga orang kafirpun masuk di dalamnya, yakni harus kita cintai sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Cinta kepada saudara yang kafir ialah dengan menginsafkan dan agar segera masuk Islam supaya selamat dirinya, di dunia dan akhirat. Karena itu disunnahkan mendoakan orang kafir itu agar mendapat petunjuk.

Adapun cinta pada saudara yang muslim ialah dengan terus-menerus ikut mengusahakan agar ia senantiasa tetap dalam keIslamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar