Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Saya
diperintah untuk memerangi semua manusia, sehingga mereka suka
menyaksikan bahawa tiada Tuhan kecuali Allah dan bahawasanya Muhammad
adalah pesuruh Allah dan mendirikan shalat serta menunaikah zakat. Maka
jikalau mereka telah melakukan yang sedemikian itu, terpeliharalah
daripadaku darah serta harta benda mereka, melainkan dengan haknya
Islam, sedang hisab - perhitungan amal - mereka adalah terserah kepada
Allah Ta'ala. (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 389
Dari Abu Abdillah iaitu Thariq bin as-Syam رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa
yang mengucapkan La ilaha illallah dan kafir mengingkari - dengan
sesuatu yang disembah selain daripada Allah, maka haramlah harta benda
serta darahnya, sedang hisabnya adalah terserah kepada Allah." (Riwayat
Muslim)
Nomor: 390
Dari Abu Ma'bad yaitu al-Miqdad bin al-Aswad رضي الله عنه, katanya: "Saya berkata kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم:
"Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya bertemu seseorang dari
golongan kaum kafir, kemudian kita berperang, lalu ia memukul salah satu
dari kedua tanganku dengan pedang dan terus memutuskannya. Selanjutnya
ia bersembunyi daripadaku di balik sebuah pohon, lalu ia mengucapkan:
"Saya masuk Agama Islam karena Allah," apakah orang yang sedemikian itu
boleh saya bunuh, ya Rasulullah sesudah ia mengucapkan kata-kata seperti
tadi itu?" Beliau صلی الله عليه وسلم
menjawab: "Jangan engkau membunuhnya." Saya berkata lagi: "Ia sudah
memutuskan salah satu tangan saya, kemudian mengucapkan sebagaimana di
atas itu setelah memutuskannya." Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda lagi: "Jangan engkau membunuhnya, kerana jikalau engkau
membunuhnya, maka ia adalah menempati tempatmu sebelum engkau
membunuhnya dan sesungguhnya engkau adalah di tempatnya sebelum ia
mengucapkan kata-kata yang diucapkannya itu." (Muttafaq 'alaih)
Maknanya
innahu bimanzilatika: sesungguhnya ia di tempatmu ialah bahawa orang
itu harus dipelihara darahnya sebab telah dihukumi sebagai orang Islam.
Adapun maknanya innaka biman zilatihi: sesungguhnya engkau di tempatnya
ialah bahawa halal darahnya dengan qishash untuk para ahli warisnya,
bukan kerana ia dalam kedudukannya sebagai orang kafir. Wallahu a'lam.'
Nomor: 391
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
mengirim kita ke daerah Huraqah dari suku Juhainah, kemudian kita
berpagi-pagi menduduki tempat air mereka. Saya dan seorang lagi dari
kaum Anshar bertemu dengan seseorang lelaki dari golongan mereka -
musuh. Setelah kita dekat padanya, ia lalu mengucapkan: La ilaha
illallah. Orang dari sahabat Anshar itu menahan diri daripadanya - tidak
menyakiti sama sekali, sedang saya lalu menusuknya dengan tombakku
sehingga saya membunuhnya.
Setelah kita datang - di Madinah, peristiwa itu sampai kepada Nabi صلی الله عليه وسلم,
kemudian beliau bertanya padaku: "Hai Usamah, adakah engkau membunuhnya
setelah ia mengucapkan La ilaha illallah?" Saya berkata: "Ya
Rasulullah, sebenarnya orang itu hanya untuk mencari perlindungan diri
saja - yakni mengatakan syahadat itu hanya untuk mencari selamat, sedang
hatinya tidak meyakinkan itu." Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda lagi: "Adakah ia engkau bunuh setelah mengucapkan La ilaha illallah?" Ucapan itu sentiasa diulang-ulangi oleh Nabi صلی الله عليه وسلم,
sehingga saya mengharap-harapkan, bahawa saya belum menjadi Islam
sebelum hari itu - yakni bahwa saya mengharapkan menjadi orang Islam itu
mulai hari itu saja, supaya tidak ada dosa dalam diriku." (Muttafaq
'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: Lalu Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Bukankah ia telah mengucapkan La ilaha illallah, mengapa
engkau membunuhnya?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, hanyasanya ia
mengucapkan itu semata-mata kerana takut senjata." Beliau صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Mengapa engkau tidak belah saja hatinya, sehingga engkau
dapat mengetahui, apakah mengucapkan itu kerana takut senjata ataukah
tidak - yakni dengan keikhlasan." Beliau صلی الله عليه وسلمmengulang-ulangi ucapannya itu sehingga saya mengharap-harapkan bahwa saya masuk Islam mulai hari itu saja.
Nomor: 392
Dari Jundub bin Abdullah رضي الله عنه bahawasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم
mengirimkan sepasukan dari kaum Muslimin kepada suatu golongan dari
kaum musyrikin dan bahawa mereka itu telah bertemu - berhadap-hadapan.
Kemudian ada seseorang lelaki dari kaum musyrikin jikalau menghendaki
menuju kepada seorang dari kaum Muslimin lalu ditujulah tempatnya lalu
dibunuhnya. Lalu ada seorang dari kaum Muslimin menuju orang itu di
waktu lengahnya. Kita semua memperbincangkan bahawa orang itu adalah
Usamah bin Zaid. Setelah orang Islam itu mengangkat pedangnya, tiba-tiba
orang musyrik tadi mengucapkan: "La ilaha illallah." Tetapi ia terus
dibunuh olehnya. Selanjutnya datanglah seorang pembawa berita gembira
kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم - memberitahukan kemenangan, beliau صلی الله عليه وسلم
bertanya kepadanya - perihal jalannya peperangan - dan orang itu
memberitahukannya, sehingga akhirnya orang itu memberitahukan pula
perihal orang yang membunuh di atas, apa-apa yang dilakukan olehnya.
Orang itu dipanggil oleh beliau صلی الله عليه وسلم
dan menanyakan padanya, lalu sabdanya: "Mengapa engkau membunuh orang
itu?" Orang tadi menjawab: "Ya Rasulullah, orang itu telah banyak
menyakiti di kalangan kaum Muslimin dan telah membunuh si Fulan dan si
Fulan." Orang itu menyebutkan nama beberapa orang yang dibunuhnya. Ia
melanjutkan: "Saya menyerangnya, tetapi setelah melihat pedang, ia
mengucapkan: "La ilaha illallah." Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bertanya: "Apakah ia sampai kau bunuh?" Ia menjawab: "Ya." Kemudian
beliau bersabda: "Bagaimana yang hendak kau perbuat dengan La ilaha
illallah, jikalau ia telah tiba pada hari kiamat?" Orang itu berkata:
"Ya Rasulullah, mohonkanlah pengampunan - kepada Allah - untukku."
Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Bagaimana yang hendak kau perbuat dengan La ilaha illallah, jikalau ia telah tiba pada hari kiamat?" Beliau صلی الله عليه وسلم
tidak menambahkan sabdanya lebih dari kata-kata: "Bagaimanakah yang
hendak kauperbuat dengan La ilaha illallah, jikalau ia telah tiba pada
hari kiamat?" (Riwayat Muslim)
Nomor: 393
Dari Abdullah bin Utbah bin Mas'ud, katanya: "Saya mendengar Umar bin Alkhaththab رضي الله عنه bersabda: "Sesungguhnya sekalian manusia itu dahulu diterapi dengan hukum sesuai dengan adanya wahyu yakni di zaman Rasulullah صلی الله عليه وسلم, dan sesungguhnya wahyu itu kini telah terputus - tidak datang lagi, sebab Nabi صلی الله عليه وسلم telah wafat. Maka hanyasanya kami - Umar رضي الله عنه
- menuntut engkau semua dengan dasar apa yang tampak pada kami iaitu
mengenai perbuatan-perbuatan yang engkau semua lakukan. Jadi barangsiapa
yang menampakkan perbuatan baik pada kami, maka kami berikan keamanan
dan kami dekatkan kedudukannya pada kami, sedang urusan apa yang dalam
hatinya tidak sedikitpun kami persoalkan, kerana Allah akan menghisabnya
dalam hal isi hatinya itu. Tetapi barangsiapa yang menampakkan kelakuan
buruk pada kami, maka kami tidak akan memberikan keamanan padanya dan
tidak akan percaya ucapannya, sekalipun ia mengatakan bahawasanya niat
hatinya adalah baik." (Riwayat Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar