Dari Ibnu Umardan Aisyah radhiallahu 'anhuma, keduanya berkata: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Tidak
henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku supaya berbuat baik
kepada tetangga, sehingga saya menyangka seolah-olah Jibril akan
memasukkan tetangga sebagai ahli waris -yakni dapat menjadi ahli waris
dan tetangganya." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 305
Dari Abu Zar رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Hai Abu Zar, jikalau engkau memasak kuah, maka perbanyaklah
airnya dan saling berjanjilah dengan tetangga- tetanggamu - untuk saling
beri-memberikan." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim lainnya, juga dari Abu Zar, katanya: "Kekasihku صلی الله عليه وسلم
berwasiat padaku demikian: "Jikalau engkau memasak kuah, maka
perbanyakkanlah airnya, kemudian lihatlah keluarga dari
tetangga-tetanggamu, lalu berilah mereka itu dengan baik- baik."
Nomor: 306
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Demi Allah, tidaklah beriman; demi Allah, tidaklah beriman; demi Allah, tidaklah beriman!" Beliau صلی الله عليه وسلم ditanya: "Siapakah, ya Rasulullah." Beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: "Yaitu orang yang tetangganya tidak aman akan kejahatannya - tipuannya." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Tidak akan masuk syurga orang yang tetangganya itu tidak akan aman akan kejahatannya - tipuannya."
Bawaiq, artinya berbagai macam tipudaya serta kejahatan - baik yang dilakukan dengan tangan, lisan dan lain-lain.
Nomor: 307
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pufa, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Hai
wanita-wanita muslimat, janganlah seseorang tetangga itu menghinakan
kepada tetangganya yang lain, sekalipun yang dihadiahkan itu berupa kaki
kambing." [32] (Muttafaq 'alaih)
[32]Harap
diperiksa kererangan Hadis di atas dalam Hadis no. 124. Di situ
diuraikan secara panjang lebar perihal adanya dua pendapat dalam
menafsirkannya. Namun demikian tidak ada pertentangan antara yang satu
dengan yang lain. Jadi sama-sama boleh diterapkan dan dipakai.
Nomor: 308
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula bahwasannya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Janganlah
seseorang tetangga itu melarang tetangganya yang lain untuk menancapkan
kayu di dindingnya -untuk pengokoh atap dan lain-lain."
Abu Hurairah رضي الله عنه lalu berkata: "Mengapa engkau semua saya lihat tampaknya menentang dari sunnah - peraturan Nabi صلی الله عليه وسلم
-ini? Demi Allah, niscayalah akan saya lemparkan sunnah itu antara
bahu-bahumu - maksudnya: Saya paksakan untuk diterimanya, sekalipun
tampaknya berat dilakukan." (Muttafaq 'alaih)
Diriwayatkan
dengan kata: Khusyubahu dan idhafah dan jama', tetapi diriwayatkan pula
dengan kata: Khasyabatan dengan tanwin atas ifrad (yakni dalam bentuk
mufrad).
Nomor: 309
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti
tetangganya - baik dengan kata-kata atau perbuatan. Dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan
tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah berkata yang baik atau - kalau tidak dapat berkata baik -
maka hendaklah berdiam saja - yakni jangan malahan berkata yang tidak
baik." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Syuraih al-Khuza'i رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik
kepada tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau
hendaklah berdiam saja."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan lafaz seperti di atas ini dan Imam Bukhari meriwayatkan sebagiannya.
Penjelasan:
Hadis
di atas, juga yang ada di bawahnya itu, mengandung pengertian bahwa
jika kita ingin dianggap sebagai seorang mu'min yang benar-benar
sempurna keimanannya, maka tiga hal ini wajib kita laksanakan dengan
baik.
(a)
Jangan menyakiti tetangga, tetapi hendaknya berbuat baik kepadanya,
termasuk di dalamnya tetangga yang dekat atau yang jauh, ada hubungan
kekeluargaan atau tidak, juga tanpa pandang apakah ia seorang Muslim
atau kafir. Ringkasnya semua diperlakukan sama dalam soal ketetanggaan.
(b)
Memuliakan tamu, baik yang kaya ataupun yang miskin, yang sudah kenal
atau belum, kenalnya sudah lama atau baru saja bertemu dan berkenalan,
seagama ataupun tidak dan lain-lain, bahkan musuhpun katau datang ke
tempat kita, wajib pula kita muliakan sebagai tamu.
Cara
memuliakannya ialah dengan jalan menampakkan wajah yang manis,
berseri-seri di mukanya, berbicara dengan sopan, menyatakan gembira atas
kedatangannya dan segera memberikan jamuan sepatutnya bilamana ada,
tanpa memaksa-maksakan diri atau mengada- adakan, sehingga berhutang dan
lain-lain.
(c)
Kalau dapat mengeluarkan kata-kata yang baik, itulah yang
sebagus-bagusnya untuk dijadikan bahan percakapan. Tetapi jika tidak
dapat berbuat sedemikian, lebih baik berdiam diri saja.
Dalam mengulas sabda Rasulullah صلی الله عليه وسلم yang terakhir ini. Imam as-Syafi'i رضي الله عنه
berkata: "Jadi hendaknya difikirkan sebelumnya perihal apa yang hendak
dikatakan itu. Manakala memang baik untuk dikeluarkan, maka yang
terbagussekali ialah berkata-kata yang baik tersebut. Maksudnya
kata-kata yang baik ialah yang tidak akan menyebabkan timbulnya
kerusakan atau permusuhan, serta tidak pula akan menjurus ke arah
pembicaraan yang diharamkan oleh syariat ataupun dimakruhkan. Inilah
yang dianggap sebagai kata-kata yang memang betul-betul baik. Tetapi
sekiranya akan membuat keonaran, permusuhan dan kekacauan atau akan
menjurus kepada pembicaraan yang keruh, apalagi yang haram, maka di
situlah tempatnya kita tidak boleh berbicara dan lebih baik berdiam diri
saja."
Nomor: 310
Dari Aisyah رضي الله عنها,
katanya: "Saya berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya saya itu mempunyai
dua orang tetangga, maka kepada yang manakah di antara keduanya itu yang
saya beri hadiah? "Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab: "Kepada yang terdekat pintunya denganmu." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 311
Dari Abdullah bin Amr radhiallahu 'anhuma, katanya: ''Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sebaik-baiknya
kawan di sisi Allah Ta'ala ialah yang terbaik Kubungannya dengan
kawannya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah Ta'ala ialah yang
terbaik pergaulannya dengan tetangganya."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar