Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Seorang
Muslim itu adalah saudaranya orang Muslim lainnya, janganlah ia
menganiaya saudaranya itu, jangan pula menyerahkannya - kepada musuh.
Barangsiapa memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, maka Allah
selalu memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barangsiapa
melapangkan kepada seseorang Muslim akan satu kesusahannya, maka Allah
akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan
pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi cela seseorang Muslim
maka Allah akan menutupi celanya pada hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 246
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم
sabdanya: "Barangsiapa yang melapangkan suatu kesusahan dari beberapa
kesusahan seseorang Mu'min di dunia, maka Allah akan melapangkan
untuknya suatu kesusahan dari berbagai kesusahannya pada hari kiamat.
Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada seseorang yang kesukaran,
maka Allah akan memberikan kemudahan padanya di dunia dan di akhirat.
Barangsiapa yang menutupi cela seseorang Muslim, maka Allah akan
menutupi celanya di dunia dan di akhirat. Allah itu selalu memberikan
pertolongan kepada hambaNya, selama hamba itu suka memberikan
pertolongan kepada saudaranya. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan
untuk mencari suatu ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan
untuknya jalan menuju kesyurga.Tiadalah sesuatu kaumitu berkumpul dalam
sebuah rumah dari rumah- rumah Allah, untuk membacakan kitab Allah -
al-Quran - juga mentadarusnya antara mereka itu ュ
membaca secara bergantian, melainkan turunlah kepada mereka ketenangan
hati, ditutupi oleh kerahmatan Tuhan, juga diliputi oleh para malaikat
dan Allah menyebutkan mereka itu di kalangan makhluk yang ada di
sisinya. Barangsiapa yang diperlambatkan oleh
amalan-nya sendiri, maka ia tidak akan dipercepatkan oleh keturunan
darahnya - yakni bahwa kebahagiaan itu tergantung pada amalan seseorang
dan bukan karena darah ningrat atau keturunan." (Riwayat Muslim)
Penjelasan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hadis ini ialah:
(a)
Memudahkan artinya memberi pertolongan. Maka dengan jelas dalam Hadis
ini betapa utamanya memberikan pertolongan untuk menyampaikan hajat
kebutuhan kaum Muslimin, baik yang berupa ilmu pengetahuan, harta,
derajat, nasihat atau menunjukkannya ke arah kebaikan. Juga pertolongan
yang berupa tenaga atau doa yang ditujukan agar saudaranya seagama itu
tercapai maksudnya.
(b)
Menempuh jalan artinya, baikpun berjalan betul-betul untuk mencari ilmu
itu misalnya pergi ke sekolah, pondok, pesantren dan lain-lain atau
mencari jalan semacam kiasan, misalnya belajar sendiri menelaah
kitab-kitab agama dan lain-lain sebagainya.
(c) Rumah Allah misalnya masjid, madrasah dan sebagainya.
(d)
Orang yang suka melakukan ini (yakni berkumpul lalu belajar yang tak
dimengerti atau mengajarkan yang sudah diketahui), orang tersebut akan
mendapat ketenangan hati, dilimpahi rahmat Allah, dikerumuni malaikat
karena gembira melihat orang yang sedemikian itu dan
olehAllahdisebut-sebut akan dimasukkan dalam golongan hambaNya yang
sangat taqarrub (mendekat) dan sangat taat padaNya, seperti para
malaikat dan sekalian Nabi, sebab bangga melihat perbuatan hambaNya yang
baik itu dan mengagumkan sebutannya. Inilah Hadis yang menunjukkan
keutamaan membaca al-Quran secara bersama-sama atau tadarus.
(e)
Orang yang sedikit amal kebaikannya, tentu tidak dapat mencapai tingkat
kesempurnaan taqwa hanya dengan menonjol-nonjolkan keturunannya saja.
Allah berfirman:
" Sesungguhnya orang yang termulia di antara engkau sekalian itu adalah orang yang paling taqwa."
Dan lagi Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Datangiah
padaku besok pada hari kiamat dengan amal perbuatanmu, tidak dengan
keturunanmu. Sesungguhnya aku tidak akan dapat memberikan pertolongan
padamu semua darisiksa Allah itu sedikitpun (dengan membanggakan
keturunan-keturunan itu)."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar