Nomor: 660
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:
"Wajib
atas seseorang Muslim untuk mendengar dengan patuh serta mentaati, baik
dalam hal yang ia senangi dan yang ia benci, melainkan jikalau ia
diperintah untuk sesuatu kemaksiatan. Maka apabila ia diperintah - oleh
penguasa pemerintahan - dengan sesuatu kemaksiatan, tidak bolehlah ia
mendengarkan perintahnya itu dan tidak boleh pula mentaatinya."
(Muttafaq 'alaih)
Nomor: 661
Dari Ibnu Umar رضي الله عنه pula, katanya: "Kita semua itu apabila berbai'at kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم untuk mendengar dengan patuh dan mentaati - apa-apa yang diperintahkan olehnya, beliau صلی الله عليه وسلم
selalu bersabda: "Dalam apa yang engkau semua kuasa melaksanakannya -
yakni dengan sekuat tenaga yang ada padamu semua." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 662
Dari Ibnu Umar رضي الله عنه pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
Barangsiapa
yang melepaskan tangan ketaatan - yakni keluar dari ketaatan terhadap
penguasa pemerintah, maka orang itu akan menemui Allah pada hari kiamat,
sedang ia tidak mempunyai hujah -alasan lagi untuk membela diri dari
kesalahannya itu. Adapun yang meninggal dunia sedang di lehernya tidak
ada pembai'atan - untuk mentaati pada pemerintahan yang benar, maka
matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah." (Riwayat Muslim)
Dalam
riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan: "Dan barangsiapa yang mati
dan ia menjadi orang yang memecah belah persatuan ummat - kaum Muslimin,
maka sesungguhnya ia mati dalam keadaan mati jahiliyah."
Nomor: 663
Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Dengarlah olehmu semua dengan patuh dan laatlah pula,
sekalipun yang digunakan - yakni yang diangkat sebagai pemegang
pemerintahan - atasmu semua itu seorang hambasahaya keturunan Habsyi -
orang berkulit hitam,yang di kepalanya itu seolah-olah ada bintik-bintik
hitam kecil-kecil." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 664
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Wajiblah
atasmu itu mendengar dengan patuh serta mentaati baikengkau dalam
keadaan sukar ataupun lapang, juga baik engkau dalam keadaan rela
menerima perintah itu ataupun dalam keadaan membencinya dan juga dalam
hal yang mengalahkan kepentingan dirimu sendiri." (Riwayat Muslim)
Nomor: 665
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dalam bepergian, kemudian kita turun berhenti di suatu tempat
pemberhentian. Diantara kita ada yang memperbaiki pakaiannya, ada pula
yang berlomba panah-memanah dan ada pula yang menyampingi
ternak-ternaknya. Tiba-tiba di kala itu berserulah penyeru Rasulullah صلی الله عليه وسلم mengatakan: "Shalat jamaah akan segera dimulai." Kita semua lalu berkumpul ke tempat Rasulullah صلی الله عليه وسلم, kemudian beliau bersabda:
"Sesungguhnya
saja tiada seorang Nabipun yang sebelum saya itu, melainkan adalah
haknya untuk memberikan petunjuk kepada ummatnya kepada apa-apa yang
berupa kebaikan yang ia ketahui akan memberikan kemanfaatan kepada
ummatnya itu, juga menakut-nakuti dari keburukan apa-apa yang ia ketahui
akan membahayakan mereka. Sesungguhnya ummatmu semua ini keselamatannya
diletakkan di bagian permulaannya dan kepada bagian penghabisannya akan
mengenailah suatu bencana dan beberapa persoalan yang engkau semua
mengingkarinya - tidak menyetujui karena berlawanan dengan syariat.
Selain itu akan datang pula beberapa fitnah yang sebagiannya akan
menyebabkan ringannya bagian yang lainnya. Ada pula fitnah yang akan
datang, kemudian orang mu'min berkata: "Inilah yang menyebabkan
kerusakanku," lalu fitnah itu lenyaplah akhirnya. Juga ada fitnah yang
datang, kemudian orang mu'min berkata: "Ini, inilah yang terbesar - dari
berbagai fitnah yang pernah ada." Maka barangsiapa yang senang jikalau
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam syurga, hendaklah ia sewaktu
didatangi oleh kematiannya itu, ia dalam keadaan beriman kepada Allah
dan hari akhir, juga memperlakukan para manusia dengan sesuatu yang ia
senang jika diperlakukan sedemikian itu oleh orang lain. Dan barangsiapa
yang membai'at seseorang imam - pemuka, lalu ia telah memberikan tapak
tangannya - dengan berjabatan tangan - dan memberikan pula buah hatinya -
sebagai tanda keikhlasan, maka hendaklah ia mentaatinya apabila ia
kuasa demikian - yakni sekuat tenaga yang ada pada dirinya. Selanjutnya
jikalau ada orang lain yang hendak mencabut -merampas kekuasaan imam
yang telah dibai'at tadi, maka pukullah leher orang lain itu-yakni
perangilahyang membangkangtersebut. (Riwayat Muslim)
Sabdanya:
yantadhilu artinya berlomba dengan permainan melemparkan panah atau
berpanah-panahan. Aljasyaru dengan fathahnya jim dan syin mu'jamah dan
dengan ra', yaitu binatang-binatang yang sedang digembalakan dan
bermalam di tempatnya itu pula. Sabdanya: yuraqqiqu ba'dhuha ba'dhan
artinya yang sebagian membuat ringan pada yang sebagian lagi, sebab
besarnya apa yang datang sesudah yang pertama itu. Jadi yang kedua
menyebabkan dianggap ringannya yang pertama. Ada yang mengatakan bahwa
artinya ialah yang sebagian menggiring yakni menyebabkan timbulnya
sebagian yang lain dengan memperbaguskan serta mengelokkannya, juga ada
yang mengatakan bahwa artinya itu ialah menyerupai yang sebagian pada
sebagian yang lainnya.
Nomor: 666
Dari Abu Hunaidah yaitu Wail bin Hujr رضي الله عنه, katanya: "Salamah bin Yazid al-Ju'fi bertanya kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
lalu ia berkata: "Ya Nabiullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau
kita semua diperintah oleh beberapa orang penguasa, mereka selalu
meminta hak mereka dan menghalang-halangi apa yang menjadi hak kita.
Apakah yang Tuan perintahkan itu terjadi?" Beliau صلی الله عليه وسلم
memalingkan diri dari pertanyaan itu - seolah-olah tidak mendengarnya.
Kemudian Salamah bertanya sekali lagi, kemudian Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Dengarlah olehmu semua - apa yang diperintahkan - dan
taatilah, sebab hanyasanya atas tanggungan mereka sendirilah apa-apa
yang dibebankan pada mereka - yakni bahwa mereka berdosa jikalau mereka
menghalang-halangi hak orang-orang yang di bawah kekuasaannya - dan atas
tanggunganmu sendiri pulalah apa yang dibebankan padamu semua - yakni
engkau semua juga berdosa jikalau tidak mentaati pimpinan orang yang
sudah sah dibai'at." (Riwayat Muslim)
Nomor: 667
Dari Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sesungguhnya
saja akan datanglah sesudahku nanti suatu cara mementingkan diri
sendiri - dari golongan penguasa negara sehingga tidak memperdulikan hak
kaum Muslimin yang diperintah -serta beberapa perkara-perkara yang
engkau semua mengingkarinya - tidak menyetujui karena menyalahi
ketentuan-ketentuan syariat." Para sahabat lalu berkata: "Ya Rasulullah,
kalau sudah demikian, maka apakah yang Tuan perintahkan kepada yang
orang menemui keadaan semacam itu dari kita - kaum Muslimin?" Beliau صلی الله عليه وسلم
menjawab: "Engkau semua harus menunaikan hak orang yang harus menjadi
tanggunganmu dan meminta kepada Allah hak yang harus engkau semua
peroleh." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 668
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya; "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa
yang taat kepadaku, maka ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang
bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat pula kepada Allah dan
barangsiapa yang mentaati amir - pemegang pemerintahan, maka ia
benar-benar mentaati saya dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amir,
maka ia benar-benar bermaksiat kepada saya." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 669
Dari lbnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa
yang membenci sesuatu tindakan dari amirnya - yang memegang
pemerintahannya, maka hendaklah ia bersabar, sebab sesungguhnya saja
barangsiapa yang keluar - yakni membangkang - dari seseorang sultan -
penguasa negara - dalam jarak sejengkal, maka matilah ia dalam keadaan
mati jahiliyah." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 670
Dari Abu Bakrah رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa yang merendahkan seseorang sultan - penguasa negara, maka ia akan direndahkan oleh Allah."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Dalam
bab ini masih ada lagi beberapa Hadis lain yang disebutkan dalam kitab
shahih dan sebagian telah terdahulu uraiannya dalam beberapa bab di
muka.
Nomor: 671
Dari
Abu Said, yaitu Abdur Rahman bin Samurah Shallallahu 'alaihi wa sallam ,
katanya: "Rasululiah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada
saya:
"Hai
Abdur Rahman bin Samurah, janganlah engkau meminta jabatan amir -
penguasa negara, sebab jikalau engkau diberi tanpa adanya permintaan
daripadamu, maka engkau akan diberi pertolongan oleh Allah dalam
memegang jabatan itu, tetapi jikalau engkau diberi dengan sebab adanya
permintaan daripadamu, maka engkau akan dipalingkan dari pertolongan
Allah. Jikalau engkau bersumpah atas sesuatu yang disumpahkan, kemudian
engkau mengetahui sesuatu yang selainnya itu lebih baik daripada apa
yang engkau sumpahkan tadi, maka datangilah - yakni laksanakanlah
-apa-apa yang lebih baik tadi serta bayarlah kaffarah - denda - karena
sumpahmu itu." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 672
Dari Abu Zar رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Hai Abu Zar, sesungguhnya saya melihat engkau itu adalah
seorang yang lemah dan sesungguhnya saya mencintai untukmu sesuatu yang
saya cintai untukku sendiri. Janganlah engkau menjadi seorang amir -
pemegang kekuasaan atau hakim - atas dua orang -maksudnya sekalipun yang
diperintah itu hanya sedikit dan diibaratkan dua orang, tetapi jangan
suka menjadi penguasa atau yang membawahi mereka -dan jangan pula engkau
mendekati harta anak yatim - sehingga engkau pakai untuk keperluanmu
sendiri." (Riwayat Muslim)
Nomor: 673
Dari Abu Zar رضي الله عنه
pula, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, tidakkah Tuan suka
menggunakan saya - yakni mengangkat saya sebagai seorang petugas
negara." Beliau صلی الله عليه وسلم lalu menepuk bahuku dengan tangannya, lalu bersabda:
"Hai
Abu Zar, sesungguhnya pada hari kiamat engkau adalah seorang yang lemah
dan sesungguhnya jabatan pemerintahan itu adalah sebagai amanat dan
sebenarnya jabatan sedemikian itu adalah merupakan kerendahan serta
penyesalan - pada hari kiamat - bagi orang yang tidak dapat menunaikan
amanatnya, kecuali seseorang yang mengambil amanat itu dengan hak
sebagaimana mestinyadan menunaikan apa yang dibebankan atas dirinya
perihal amanat yang dipikulkan tadi. (Riwayat Muslim)
Nomor: 674
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sesungguhnya
engkau semua itu akan bersifat loba untuk memperoleh jabatan sebagai
penguasa negara dan jabatan sedemikian itu akan menyebabkan adanya
penyesalan pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar