Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sesungguhnya
Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis Qudsi: "Barangsiapa yang memusuhi
kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahawa ia akan Kuperangi -
Kumusuhi. Tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu
yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang
telah Kuwajibkan padanya. Tidaklah seseorang hambaKu itu mendekat padaKu
dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku
mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Akulah telinganya
yang ia pakai untuk mendengarkan, Akulah matanya yang ia pakai untuk
melihat, Akulah tangannya yang ia pakai untuk mengambil dan Aku pulalah
kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Jikalau ia meminta sesuatu padaKu,
pasti Kuberi dan jikalau ia mohon perlindungan padaKu, pasti
Kulindungi." (Riwayat Imam Bukhari)
Makna
lafaz Aadzantuhu ertinya: "Aku (Tuhan) memberitahukan kepadanya (yakni
orang yang mengganggu kekasihKu itu) bahawa aku memerangi atau
memusuhinya, sedang lafaz Ista'aadzanii, ertinya "Ia memohonkan
perlindungan padaKu." Ada yang meriwayatkan dengan ba', lalu berbunyi
Ista-aadza bii dan ada yang meriwayatkan dengan nun, lalu berbunyi
Ista-aadzanii.
Penjelasan:
Hadis
sebagaimana di atas itu sudah tercantum dalam no. 85 dengan huraian
sekadarnya. Namanya Hadis Qudsi yakni yang menyatakan firman-firman
Allah selain yang tercantum dalam al Quran. Dalam Hadis ini dijelaskan
betapa tingginya darjat seseorang itu apabila telah diakui sebagai
kekasih oleh Allah Ta'ala atau yang lazim disebut waliullah.
Banyak
orang yang salah pengertian perihal siapa yang dapat disebut waliullah
itu. Sebagian ada yang mengatakan bahawa waliullah ialah semacam dukun
yang dapat menyembuhkan beberapa orang sakit atau yang dapat meneka
nasib seseorang dikemudian harinya, atau orang yang tidak mudah ditemui
kerana selalu menghilang-hilang saja dan siapa yang ditemui olehnya
adalah orang yang bahagia, dan bahkan ada yang mengatakan bahwa
waliullah itu tidak perlu bersembahyang dan berpuasa sebab sudah menjadi
kekasih Allah. Persangkaan bagaimana di atas itu tidak benar, sebab
memang tidak sedemikian itu sifatnya waliullah.
Maka
yang lebih dulu perlu kita ketahui ialah: Siapakah yang sebenarnya
dapat disebut waliullah atau kekasih Allah itu? Jawabnya: Dalam
al-Quran, Allah berfirman:
"Tidak ada yang dianggap sebagai kekasih Allah, melainkan orang-orang yang bertaqwa kepadaNya."
Alangkah ringkasnya pengertian waliullah itu, tetapi benar-benar dapat menyeluruhi semua keadaan.
Kalau
ada pengertian waliullah selain yang difirmankan oleh Allah sendiri
itu, jelaslah bahawa itu hanyalah penafsiran manusia sendiri dan tidak
berdasarkan kepada agama sama sekali. Waliullah yang berupa orang-orang
yang bertaqwa kepada Allah itulah yang dijamin oleh Allah akan
mendapatkan perlindungan dan penjagaanNya selalu dan siapa saja yang
hendak memusuhinya, pasti akan ditumpas oleh Allah, sebab Allah sendiri
menyatakan permusuhan terhadap orang tadi.
Sekarang bagaimanakah taraf pertamanya agar supaya kita dikasihi oleh Allah?
Jawabnya:
Mendekatkan (bertaqarrublah) kepada Allah dengan penuh melakukan segala
yang difardhukan (diwajibkan). Inilah cara taqarrub yang sebaik-baiknya
dalam taraf permulaan. Kemudian sempurnakanlah taqarrub kepada Allah
Ta'ala itu dengan jalan melakukan hal-hal yang sunnah-sunnah. Kalau ini
telah dilaksanakan, pastilah Allah akan menyatakan kecintaanNya.
Selanjutnya, apabila seseorang itu telah benar-benar bertaqarrub kepada
Allah dan Allah sudah mencintainya, maka baik pendengarannya,
penglihatannya, tindakan tangan dan kakinya semuanya selalu mendapatkan
petunjuk dari Allah, selalu diberi bimbingan dan hidayat serta
pertolongan oleh Allah. Bahkan Allah menjanjikan kalau orang itu meminta
apa saja, pasti dikabulkanNya, mohon perlindungan dari apa saja, pasti
dilindungiNya. Dengan demikian, maka seringkali timbullah beberapa macam
karamah dengan izin Allah.
Karamah
ialah sesuatu yang tampak luar biasa di mata umum yang dapat dilakukan
oleh seseorang waliullah itu, semata-mata sebagai suatu kemuliaan atau
penghargaan yang dikurniakan oleh Allah kepadanya. Tetapi ingatlah
bahawa tidak seorang waliullah pun yang dapat mengetahui bahawa dirinya
itu menjadi waliullah. Kalau seseorang sudah mengatakan sendiri bahawa
dirinya itu waliullah, jelaslah bahwa ia telah tertipu oleh anggapan
atau persangkaannya sendiri dan sudah pasti ia telah tertipu oleh ajakan
syaitan yang menyesatkan.
Selain
itu, bagaimana juga hal-ehwal dan keadaan seseorang waliullah itu,
pasti ia tidak dapat mengetahui hal-hal yang ghaib, misalnya mengetahui
apa yang tersimpan dalam hati orang lain, mengetahui nasib orang di
kemudian harinya, kaya miskinnya dan lain-lain lagi.
Dalam al-Quran, Allah berfirman:
"Allah
yang Maha Mengetahui perkara ghaib, maka tidak diberitahukanlah
keghaiban- keghaiban itu kepada siapapun jua, selain kepada Rasul yang
dipilih olehNya."
Nomor: 385
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:
"Jikalau
Allah Ta'ala itu mencintai seseorang hamba, maka Dia memanggil Jibril
untuk memberitahukan bahawa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah
olehmu - hai Jibril - si Fulan itu. Jibril lalu mencintainya, kemudian
ia mengundang kepada seluruh penghuni langit memberitahukan bahawa Allah
mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua - hai penghuni-penghuni
langit - si Fulan itu. Para penghuni langitpun lalu mencintainya.
Setelah itu diletakkanlah penerimaan baginya - yang dimaksudkan ialah
kecintaan padanya - di kalangan penghuni bumi." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sesungguhnya
Allah Ta'ala apabila mencintai seseorang hamba, lalu memanggil Jibril
kemudian berfirman: "Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan, maka
cintailah ia." Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil
pada seluruh penghuni langit lalu berkata: "Sesungguhnya Allah mencintai
si Fulan, maka cintailah olehmu semua si Fulan itu." Orang itupun lalu
dicintai oleh para penghuni langit. Selanjutnya diletakkanlah penerimaan
ュ
kecintaan itu baginya dalam hati para penghuni bumi. Dan jikalau Allah
membenci seseorang hamba, maka dipanggillah Jibril lalu berfirman:
"Sesungguhnya Saya membenci si Fulan itu, maka bencilah engkau
padanya."Jibril lalu membencinya,kemudian ia memanggil semua penghuni
langit sambil berkata: "Sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka
bencilah engkau semua padanya." Selanjutnya diletakkanlah rasa kebencian
itu dalam hati para penghuni bumi."
Nomor: 386
Dari Aisyah رضي الله عنها bahawasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم
mengirimkan seseorang untuk memimpin sepasukan tentara ke medan
peperangan. Orang itu suka benar membaca untuk kawan-kawannya dalam
shalat mereka dengan Qulhu wallahu ahad sebagai penghabisan bacaannya.
Setelah mereka kemhali, hal itu mereka sampaikan kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
lalu beliau bersabda: "Cuba tanyakanlah pada orang itu, mengapa
melakukan yang semacam itu?" Mereka sama bertanya padanya, kemudian
orang itu menjawab: "Sebab itu adalah sifatnya Allah yang Maha
Penyayang, maka dari itu saya senang sekali membacanya." Maka
bersabdalah Rasulullah صلی الله عليه وسلم - setelah diberitahu jawapan orang itu: "Beritahukanlah padanya bahawasanya Allah Ta'ala mencintainya." (Muttafaq 'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar