Dari Haritsah bin Wahab رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulultah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sukakah
engkau semua saya beritahu,siapakah ahli syurga itu? Mereka itu setiap
orang yang lemah dan dianggap lemah oleh para manusia, tetapi jikalau ia
bersumpah atas Allah, pastilah Allah mengabulkan apa yang
disumpahkannya itu.
Sukakah
engkau semua saya beritahu, siapakah ahli neraka itu? Mereka itu ialah
setiap orang yang 'utul - keras, jawwazh - kikir tetapi gemar
mengumpulkan harta, lagi pula congkak." (Muttafaq 'alaih)
Al'utul ialah orang yang keras kepala lagi kasar dalam pergaulan.
Aljawwazh,
dengan fathah jim dan syaddahnya wawu dan dengan zha' mu'jamah yaitu
orang yang gemar mengumpulkan harta, tetapi kikir kalau dimintai sesuatu
kebaikan. Ada yang mengatakan artinya ialah orang yang gemuk lagi
sombong ketika berjalan. Ada pula yang mengatakan artinya ialah orang
yang pendek lagi suka makan.
Nomor: 254
Dari Abul Abbas yaitu Sahal bin Sa'ad as-Saidi رضي الله عنه, katanya: "Ada seorang lelaki yang berjalan melalui Nabi صلی الله عليه وسلم,
lalu beliau bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di sisinya:
"Bagaimanakah pendapatmu tentang orang ini." Orang yang ditanya itu
menjawab: "Ini adalah seorang lelaki dari golongan manusia bangsawan.
Orang ini demi Allah, sudah nyatalah apabila ia melamar seseorang
wanita, tentu terlaksana ia dikawinkan dan apabila memintakan
pertolongan pada sesuatu, tentu akan dikabulkan permintaan
pertolongannya itu - untuk kepentingan orang lain."
Selanjutnya ada seorang lelaki lain berjalan melalui Nabi صلی الله عليه وسلم kemudian Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda - kepada kawan seduduknya itu: "Bagaimanakah pendapatmu
tentang orang ini?" Orang itu menjawab: "Ya Rasulullah. Ini adalah
seorang lelaki dari golongan kaum fakirnya orang-orang Islam. Orang ini
nyatalah bahwa jikalau meminang, tentu tidak akan diterima untuk
dikawinkan - dengan yang dipinangnya - dan jikalau memintakan
pertolongan pada sesuatu, tentu tidak akan dikabulkan permintaan
pertolongannya itu."
Kemudian Rasulullah bersabda:
"Yang
ini - yakni yang engkau hinakan karena kefakirannya -adalah lebih baik
dari pada seluruh isi bumi itu penuh seperti yang ini - yakni yang
dimuliakan karena kekayaannya." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 255
Dari Abu Said al-Khudri رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم
sabdanya: "Syurga dan neraka itu saling berbantah-bantahan. Neraka
berkata: "Di dalamku ada orang-orang yang keras kepala - gemar
memaksakan kehendaknya pada orang lain - serta orang-orang yang
congkak." Syurga berkata: "Di dalamku ada para manusia yang lemah-lemah
serta kaum fakir miskin." Allah lalu memutuskan perbantahan mereka itu
dan firmanNya: "Engkau itu, syurga, sesungguhnya adalah tempat
kerahmatanKu, yang Aku merahmati denganmu itu siapa saja yang
Kukehendaki, sedang engkau neraka, sesungguhnya adalah tempat
penyiksaanKu, yang Aku menyiksa denganmu siapa saja yang Kuhendaki. Atas
kehendakKu pulalah kedua- duanya itu siapa-siapa yang akan
diisikannya." (Riwayat Muslim)
Nomor: 256
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
sabdanya: "Sesungguhnya saja nanti akan datanglah seseorang yang besar
lagi gemuk pada hari kiamat, tetapi di sisi Allah, tidak ada timbangan
beratnya lebih dari timbangan sehelai sayap nyamuk." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan
Maksud
Hadis di atas ialah bahwa orang yang sewaktu di dunia ini besar dan
tinggi kedudukannya, gemuk badannya serta gendut perutnya, tetapi kosong
amalannya yang baik, tidak mentaati perintah Allah dan malahan
melanggar laranganNya, maka pada hari kiamat nanti oleh Allah orang
tersebut tidak ada harganya samasekali, dianggap ringan dan remeh dan
sudah dipastikan akan memperoleh siksaNya yang pedih dalam neraka.
Jadi
untuk mencapai keluhuran tingkat di sisi Allah, dapat mendekatkan diri
padaNya serta mendapatkan keridhaanNya hanyalah dengan jalan
membersihkan hati dari semua sifat yang tercela, menyucikannya agar
menerima cahaya Ilahiyah, di samping mengamalkan semua perintah dan
menjauhi laranganNya.
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, ada lanjutannya Hadis di atas itu dan berbunyi:
"Bacalah
jika kamu suka - firman Allah, yaitu -: "Maka Kami (Allah) tidak merasa
perlu menimbang orang-orang yang semacam itu - sebab timbangannya yang
berupa amal kebaikan samasekali tidak ada dan tidak lebih berat daripada
sayap nyamuk belaka."
Nomor: 257
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه
pula bahwasanya ada seorang wanita hitam yang biasanya menyapu masjid.
Dalam sebuah riwayat dikatakan: seorang pemuda - sebagai ganti wanita
hitam tersebut, yang pekerjaannya juga suka menyapu masjid. Kemudian
Rasulullah صلی الله عليه وسلم
- pada suatu hari -tidak menemukannya lagi, lalu bertanya, ke mana
orang yang suka menyapu itu. Para sahabat berkata bahwa ia telah
meninggal dunia. Beliau bersabda: "Mengapa engkau semua tidak
memberitahukan hal itu padaku." Mereka tidak memberitahukan itu,
seolah-olah mereka menganggap remeh saja kematian orang tersebut. Beliau
bersabda pula: "Tunjukkanlah aku di mana kuburnya." Orang-orang
menunjukkannya, kemudian beliau صلی الله عليه وسلم
menyembahyangi orang yang mati itu - yang sudah dalam kubur. Setelah
itu beliau bersabda: "Sesungguhnya kubur itu penuh kegelapan atas para
penghuninya, tetapi Allah membuatnya bercahaya untuk mereka itu dengan
sebab saya menyembahyangi atas mereka itu." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 258
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه lagi, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Kadang-kadang
orang-orang yang tidak karuan letak rambutnya lagi pula penuh debu
tubuhnya, serta selalu ditolak jika ada di pintu - tidak dihiraukan
karena miskinnya, jikalau bersumpah atas Allah niscayalah Allah
mengabulkan padanya - apa yang disumpahkannya itu." (Riwayat Muslim)
Nomor: 259
Dari Usamah رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم
sabdanya: "Saya berdiri di pintu syurga, tiba- tiba - saya lihat -
kebanyakan orang yang memasukinya itu adalah orang-orang miskin, sedang
orang-orang yang mempunyai kekayaan masih tertahan - belum lagi
diizinkan untuk masuk syurga. Tetapi para ahli neraka sudah semua
diperintahkan untuk masuk neraka. Saya juga berdiri di pintu neraka,
tiba-tiba -saya lihat -kebanyakan para ahli neraka itu adalah kaum
wanita." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 260
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم
sabdanya: "Tidak seorang bayipun yang dapat berbicara ketika masih
dalam belaian kecuali tiga anak. Ini yang dari kalangan Bani Israil,
sedang yang tidak dari kalangan mereka ada pula yang lain-lain seperti
tertera dalam Hadis nomor 30. Tiga anak itu ialah Isa putera Maryam.
Kedua sahabat Juraij -yang menyaksikan kebenaran Juraij. Juraij adalah
seorang lelaki yang tekun ibadatnya, lalu ia mengambil sebuah tempat
yang tinggi letaknya. Ia senantiasa berada di situ. Suatu ketika ibunya
datang dan ia sedang bersembahyang, serunya: "Hai Juraij." Juraij
berkata - dalam hatinya: "Ya Tuhanku, itu adalah ibuku, tetapi saya
lebih mengutamakan shalatku." Ia terus tekun dalam shalatnya - dan
ibunya tidak dihiraukan olehnya. Ibunya lalu pergi. Ketika menjelang
esok harinya, ibunya datang lagi dan ia juga sedang bersembahyang.
Ibunya berseru: "Hai Juraij." Ia berkata pula - dalam hatinya: "Ya
Tuhanku, itu adalah ibuku, tetapi saya lebih mengutamakan shalatku." Ia
terus tekun dalam shalatnya. selanjutnya pada esok harinya lagi, ibunya
datang sekali lagi dan ia sedang bersembahyang. Ibunya berseru: "Hai
Juraij." Ia berkata pula - dalam hatinya: "Ya Tuhanku, itu adalah ibuku,
tetapi saya lebih mengutamakan shalatku." Ia terus pula tekun dalam
shalatnya. lbunya lalu berkata - berdoa "Ya Allah, janganlah Engkau
mematikannya, sehingga ia melihat wajahnya wanita-wanita pelacur."
Kaum
Bani Israil sama menyebut-nyebutkan perihal diri juraij itu serta
ketekunan ibadatnya. Di kalangan mereka ada seorang wanita pelacur yang
karena cantiknya sampai dibuat sebagai perumpamaan. Wanita itu berkata:
"Jikalau engkau semua suka, niscaya dapatlah aku memfitnahnya." Wanita
itu menunjukkan diri pada Juraij, tetapi ia tidak menoleh samasekali
pada wanita itu. Wanita itu lalu mendatangi seorang penggembala yang
berdiam di tempat peribadatan Juraij lalu ia memungkinkan dirinya pada
penggembala itu - yakni membolehkan dirinya disetubuhi olehnya.
Penggembala itu menyetubuhinya kemudian ia pun hamillah. Setelah wanita
itu melahirkan, ia berkata bahwa anak itu adalah hasil dari hubungannya
dengan Juraij. Orang-orang banyak sama mendatangi Juraij, ia diturunkan
dan mereka merobohkan tempat ibadatnya, bahkan merekapun memukulnya.
Juraij bertanya: "Ada apa engkau semua ini?" Orang-orang sama berkata:
"Engkau berzina dengan wanita pelacur ini, lalu ia melahirkan anak dari
hasil perbuatanmu." Ia berkata: "Manakah anak itu?" Orang-orang sama
mendatangkan anak itu padanya. Juraij lalu berkata: "Biarkanlah saya
hendak bersembahyang dulu." Iapun bersembahyanglah. Ketika ia kembali di
hadapan orang banyak, ia mendatangi anak itu lalu menusuk perutnya -
dengan jarinya - dan berkata: "Hai anak, siapakah ayahmu?" Anak kecil
itu berkata: "Ayahku si Fulan, penggembala itu." Kemudian orang-orang
banyak itu sama menghadapi Juraij menciuminya dan mengusap-usap
tubuhnya. Mereka berkata: "Kita akan mendirikan tempat sembahyangmu itu
dari emas." Juraij berkata: "Jangan, kembalikan sajalah dari tanah -
batu merah -sebagaimana dahulunya." Mereka terus mengerjakan
pembangunannya kembali.
Ketiga
dari anak yang dapat berbicara ialah - pada suatu ketika ada seorang
anak bayi sedang menyusu pada ibunya. Kemudian berlalulah seorang lelaki
mengendarai seekor binatang kendaraan yang indah dan serba bagus
keadaan serta pakaiannya. Ibunya lalu berkata: "Ya Allah, jadikanlah
anakku ini seperti orang itu!" Anak itu lalu melepaskan teteknya dan
menghadap untuk melihat orang lelaki tersebut, kemudian berkata: "Ya
Allah, janganlah saya Engkau jadikan seperti orang itu!" Selanjutnya
anak itu kembali menghadapi teteknya dan mulai menyusui lagi.
Saya - yang meriwayatkan Hadis ini - seolah-olah melihat kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم
di waktu beliau menirukan cara anak itu menyusu, yaitu dengan
menggunakan jari telunjuk beliau dan beliau mengisapnya. Selanjutnya
beliau صلی الله عليه وسلم melanjutkan sabdanya:
Seterusnya
mereka melalui seorang hamba sahaya wanita dan orang-orang sama
memukulinya, dan mereka mengucapkan: "Engkau berzina dan engkau
mencuri," sedang wanita itu berkata: "Cukuplah Allah sebagai penolongku
dan Dia adalah sebaik-baiknya Zat yang memberikan perlindungan." Ibu
anak tadi lalu berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan anakku
ini seperti wanita itu!" Anak tersebut melepaskan teteknya lagi lalu
melihat pada wanita itu kemudian berkata: "Ya Allah, jadikanlah saya
seperti wanita itu!"
Sampai
di sini kedua orang ibu dan anaknya tadi mengulangkan percakapannya.
Ibunya berkata: "Ada seorang lelaki yang indah sekali keadaannya, lalu
saya berkata: "Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang itu," tetapi
engkau berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan saya seperti
orang itu." Orang-orang sama melalui seorang hamba sahaya wanita dan
mereka memukulinya, juga mengatakan: "Engkau berzina dan engkau
mencuri." Saya lalu berkata: "Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan
anakku seperti wanita itu," tetapi engkau berkata: "Ya Allah, jadikanlah
saya seperti wanita itu." Apakah sebabnya demikian." Anak bayi itu
menjawab: "Orang lelaki itu adalah seorang yang keras kepala - dalam
kebathilan, maka itu saya mengatakan: "Ya Allah, janganlah Engkau
menjadikan saya seperti orang itu," sedangkan wanita yang orang-orang
sama mengatakan padanya: "Engkau berzina," sebenarnya ia tidak berzina
dan: "Engkau mencuri," sebenarnya ia tidak mencuri. Oleh sebab itu saya
mengatakan: "Ya Allah, jadikanlah saya seperti wanita itu." (Muttafaq
'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar