Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad صلی الله عليه وسلم itu dari roti gandum selama dua hari terus-menerus, keadaan sedemikian ini sampai beliau صلی الله عليه وسلم dicabut ruhnya." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad صلی الله عليه وسلم
itu sejak beliau datang di Madinah dari makanan gandum selama tiga hari
berturut-turut, sehingga beliau dicabut ruhnya - wafat."
Nomor: 489
Dari Urwah dari Aisyah رضي الله عنها,
bahwasanya Aisyah pernah berkata: "Demi Allah, hai anak saudaraku,
sesungguhnya kita melihat ke bulan sabit, kemudian timbul pula bulan
sabit, kemudian timbul pula bulan sabit. Jadi tiga bulan sabit yang
berarti dalam dua bulan lamanya, sedang di rumah-rumah keluarga
Rasulullah صلی الله عليه وسلم
tidak pernah ada nyala api." Saya - yakni Urwah - berkata: "Hai bibi,
maka apakah yang dapat menghidupkan anda sekalian?" Aisyah رضي الله عنها menjawab: "Dua benda hitam, yaitu kurma dan air belaka, hanya saja Rasulullah صلی الله عليه وسلم mempunyai beberapa tetangga dari kaum Anshar, mereka itu mempunyai beberapa ekor unta manihah, [49] lalu mereka kirimkanlah air susunya itu kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم kemudian memberikan minuman itu kepada kita." (Muttafaq 'alaih)
[49]Mengenai pengertian apa yang disebul unta "manihah", harap dilihat dalam Hadis no. 138
Nomor: 490
Dari Said al-Maqburi dari Abu Hurairah رضي الله عنه
bahwasanya ia berjalan melalui kaum yang di hadapan mereka itu ada
seekor kambing yang sedang dipanggang. Mereka memanggilnya, tetapi ia
enggan untuk ikut memakannya dan ia berkata: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم keluar dari dunia - yakni wafat - dan tidak pernah kenyang dari roti gandum." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 491
Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Nabi صلی الله عليه وسلم
itu tidak pernah makan di atas meja sehingga beliau wafat, juga tidak
pernah makan roti yang diperhaluskan buatannya sehingga beliau wafat."
(Riwayat Bukhari)
Dalam riwayatnya Imam Bukhari yang lain disebutkan: "Juga beliau صلی الله عليه وسلم
tidak pernah melihat kambing yang disamit dengan matanya samasekali,"
disamit artinya dihilangkan bulu- bulunya lalu dibakar dengan kulitnya
sekali. [50]
[50]Ini adalah yang biasa dimakan oleh golongan kaum hartawan yang gemar berfoya-foya.
Nomor: 492
Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Sungguh-sungguh saya pernah melihat Nabimu semua صلی الله عليه وسلم dan beliau tidak mendapatkan kurma bermutu rendahpun yang dapat digunakan untuk mengisi perutnya." (Riwayat Muslim)
Daqal adalah kurma yang bermutu rendah.
Nomor: 493
Dari Sahal bin Sa'ad رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
tidak pernah melihat roti putih sama sekali sejak beliau di utus oleh
Allah Ta'ala sehingga dicabut ruhnya oleh Allah Ta'ala. Kepada Sahal ini
ditanyakan: "Apakah di zaman Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu engkau semua tidak mempunyai alat pengayak?" Ia menjawab: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
tidak pernah melihat alat pengayak itu sejak beliau diutus oleh Allah
Ta'ala sehingga dicabut ruhnya oleh Allah Ta'ala." Kepadanya ditanyakan
lagi: "Bagaimana caranya engkau semua makan gandum kalau tidak diayak?"
Ia menjawab: "Kita semua menumbuknya dan meniupkannya,kemudian
beterbanganlah benda-benda yang dapat terbang daripadanya itu lalu mana
yang tertinggal, maka itulah yang kami basahi untuk dijadikan adukan
tepung-untuk membuat roti." (Riwayat Bukhari)
Ucapannya
Annaqi dengan fathahnya nun dan kasrahnya qaf serta syaddahnya ya'
yaitu roti yang berwarna putih dan itulah yang disebut darmak.
Tsarrainahu
dengan tsa' mutsallatsah kemudian ra' musyaddadah lalu ya' mutsannat di
bawahnya, lalu nun, artinya kita basahi dan kita jadikan adukan tepung -
guna membuat roti.
Nomor: 494
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
pada suatu hari atau suatu malam keluar, kemudian tiba-tiba bertemu
dengan Abu Bakar dan Umar radhiallahu 'anhuma, lalu beliau bertanya:
"Apakah yang menyebabkan engkau berdua keluar ini?" Keduanya menjawab:
"Karena lapar ya Rasulullah." Beliau lalu bersabda: "Adapun saya, demi
Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, niscayalah yang
menyebabkan saya keluar ini adalah sesuatu yang juga menyebabkan engkau
berdua keluar itu - yakni sama-sama karena lapar - Ayolah pergi."
Keduanya pergi bersama beliau صلی الله عليه وسلم, lalu mendatangi seorang lelaki dari kaum Anshar, tiba-tiba lelaki itu tidak sedang di rumahnya. Ketika isterinya melihat Nabi صلی الله عليه وسلم, lalu berkata: Marhaban wa ahlan. Selamat datang di rumah ini dan harap mendapatkan keluarga yang baik. Rasulullah صلی الله عليه وسلم
lalu bertanya: "Di mana Fulan - suamimu?" Isterinya menjawab: "Ia pergi
mencari air tawar untuk kita." Tiba-tiba di saat itu orang Anshar -
suaminya itu - datang. Ia melihat kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dan kedua orang sahabatnya, kemudian berkata: "Alhamdulillah. Tiada
seorangpun yang pada hari ini mempunyai tamu-tamu yang lebih mulia
daripada saya sendiri. Orang itu lalu pergi kemudian datang lagi menemui
tamu-tamunya itu dengan membawa sebuah batang kurma - berlobang -
berisikan kurma berwarna, kurma kering dan kurma basah. lapun berkata:
"Silakanlah makan."Selanjutnya ia mengambil pisau,lalu Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Jangan menyembelih yang mengandung air susu." Orang Anshar
itu lalu menyembelih untuk tamu-tamunya itu, kemudian mereka makan
kambing itu, juga kurma dari batang kurma tadi serta minum pulalah
mereka. Setelah semuanya itu kenyang dan segar-tidak kehausan-lalu
Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya,
niscayalah engkau semua akan ditanya dari kenikmatan yang engkau semua
rasakan ini pada hari kiamat.
Engkau
semua dikeluarkan dari rumahmu oleh kelaparan. Kemudian engkau semua
tidak kembali sehingga engkau semua memperoleh kenikmatan ini." (Riwayat
Muslim)
Ucapannya
yasta'dzibu artinya mencari air tawar dan itulah air yang bagus.
Al-'izdqu dengan kasrahnya 'ain dan sukunnya dzal mu'jamah, yaitu batang
atau dahan - kurma dan lain-lain. Almud- yatu dengan dhammahnya mim
atau boleh pula dikasrahkan, yaitu pisau. Alhalub ialah binatang yang
berisikan susu dalam teteknya.
Pertanyaan
mengenai kenikmatan ini adalah pertanyaan tentang banyak jumlahnya
kenikmatan, bukan pertanyaan sebagai olok-olok dan penyiksaan.
Wallahu a'lam.
Adapun orang Anshar yang didatangi oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم
serta kedua orang sahabatnya itu ialah Abul Haitsam bin at-Taihan.
Demikianlah dalam sebuah Hadis yang dijelaskan menurut riwayat Termidzi
dan lain-lain.
Nomor: 495
Dari
Khalid bin Umar al-Adawi, katanya: "Utbah bin Ghazwan berkhutbah kepada
kita dan ia adalah menjabat sebagai gubernur di Bashrah. Ia bertahmid
kepada Allah serta memujiNya, kemudian berkata: "Amma ba'du,
sesungguhnya dunia ini sudah memberitahukan akan kerusakannya dan akan
menyingkir dengan cepatnya, maka daripadanya itu tidak akan tertinggal
melainkan sisanya yang sedikit sekati, sebagaimana sisanya wadah yang
dikumpulkan isinya itu oleh pemiliknya. Sesungguhnya engkau semua pasti
berpindah dari dunia ini, ke perumahan yang tidak akan ada lenyapnya
-yakni kekal. Maka dari itu berpindahlah dengan sebaik-baik bekal yang
ada padamu semua. Sesungguhnya saja telah disebutkan kepada kita - oleh
Nabi صلی الله عليه وسلم
- bahwa sebuah batu yang dilemparkan dari tepi Jahanam itu lalu jatuh
ke dalamnya sampai selama tujuhpuluh tahun, tetapi belum lagi mencapai
dasarnya. Demi Allah, niscayalah Jahanam itu benar-benar akan dipenuhi,
adakah engkau semua heran tentang itu? Juga niscayalah telah disebutkan
kepada kita bahwasanya antara dua daun pintu dari beberapa daun pintu
syurga itu adalah berjarak sejauh perjalanan empat puluh tahun.
Niscayalah pula akan datang terhadap syurga itu suatu hari bahwa ia
menjadi penuh padat karena sesaknya - yakni berjejal-jejal orang hendak
memasukinya. Saya sendiri telah mengalami bahwa diri saya termasuk yang
ketujuh dari tujuh orang yang menyertai Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
yang kita tidak memiliki makanan apapun, melainkan daun-daunan pohon,
sehingga banyaklah luka-luka yang timbul di rahang kita, kemudian saya
mendapatkan selembar kain, lalu saya sobeklah kain itu untuk dibagikan
antara saya sendiri dengan Sa'ad bin Malik, jadi saya bersarung dengan
separuh kain itu dan Sa'ad juga bersarung dengan separuhnya lagi.
Selanjutnya
pada hari ini, seseorang di antara kita berdua itu tidaklah menjabat
melainkan sebagai seorang gubernur dari sebuah daerah dari sekian banyak
daerah yang ada. Sesungguhnya saya mohon perlindungan kepada Allah
kalau saya merasa dalam diri sendiri itu sebagai orang yang agung,
sedang di sisi Allah hanyalah kecil belaka." (Riwayat Muslim)
Ucapannya
adzanat, dengan madnya alif, artinya memberitahukan. Shurmun dengan
dhammahnya dhad yaitu putus atau lenyap Wallat hadzdzaa dengan ha'
muhmalah yang difathahkan lalu dzal mu'jamah musyaddadah lalu alif
mamdudah, artinya cepat. Ashshubabah dengan dhammahnya shad muhmalah,
artinya sisa yang sedikit. Yatashabbuba dengan syaddahnya ba' sebelum
ha' artinya mengumpulkannya. Alkazhizh, artinya yang banyak serta penuh
padat. Qarihat dengan fathahnya qaf dan kasrahnya ra', artinya di tempat
itu banyak luka-lukanya.
Nomor: 496
Dari Abu Musaal-Asy'ari رضي الله عنه, katanya: "Aisyah رضي الله عنها mengeluarkan untuk kita - maksudnya agar kita dapat melihatnya - sebuah baju dan sarung kasar, lalu ia berkata: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم dicabut ruhnya sewaktu mengenakan kedua pakaian ini." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 497
Dari Sa'ad bin Abu Waqqash رضي الله عنه,
katanya: "Sesungguhnya saya itu niscayalah pertama- tama orang Arab
yang melempar dengan panahnya fi-sabilillah. Kita semua waktu itu
berperang beserta Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dan kita tidak mempunyai makanan sedikitpun melainkan daun pohon hublah
dan daun pohon samurini,sehingga seseorang dari kita itu niscayalah
mengeluarkan kotoran besar sebagaimana keadaan kambing kalau
mengeluarkan kotoran besarnya dan tidak dapat bercampur dengan lainnya -
yakni bulat-bulat serta kering, karena tidak ada yang dimakan."
(Muttafaq 'alaih)
Alhublah
dengan dhammahnya ha' dan sukunnya ba' muwah-hadah, juga samur adalah
dua macam pohon-pohonan yang terkenal di daerah badiah yakni tanah Arab
bagian pedalaman.
Nomor: 498
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad ini makanan sekadar menutup kelaparan." (Muttafaq 'alaih)
Ahli
lughat dan gharib - yakni yang memperbincangkan mufradat dari al-Quran
dan al-Hadis - mengatakan, bahwa artinya qut ialah sesuatu yang dimakan
untuk menutup sisa hidup.
Nomor: 499
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه,
katanya: "Demi Zat yang tiada Tuhan melainkan Dia, sesungguhnyaiah
bahwa saya menyandarkan hatiku ke bumi karena kelaparan dan sesungguhnya
pula bahwa saya mengikatkan batu pada perut saya karena kelaparan.
Sebenarnya saya pernah duduk-duduk pada suatu hari di jalanan
orang-orang yang sama keluar melalui jalanan itu - untuk mencari
nafkahnya masing-masing. Kemudian Nabi صلی الله عليه وسلم
berjalan melalui tempat saya dan beliau tersenyum ketika melihat saya,
karena mengetahui keadaan dan hal-ihwal yang ada dalam wajahku dan
diriku, kemudian beliau bersabda: "Abu Hir." Saya menjawab: "Labbaik ya
Rasulullah." Beliau bersabda lagi: "Mari ikut," dan beliau terus berlalu
dan saya mengikutinya. Selanjutnya beliau masuklah di rumah
keluarganya, saya mohon izin lalu beliau mengizinkan masuk untukku.
Sayapun masuklah, di situ beliau menemukan susu dalam gelas. Beliau
bertanya: "Dari manakah susu ini?" Keluarganya berkata: "Fulan atau
Fulanah itu menghadiahkan untuk Tuan." Beliau bersabda: "Abu Hir." Saya
menjawab: "Labbaik ya Rasulullah." Beliau bersabda pula: "Susullah para
ahlush-shuffah, lalu panggillah mereka untuk datang padaku."
Abu
Hurairah berkata: "Ahlush-shuffah itu adalah merupakan tamu-tamu Islam,
karena tidak bertempat pada sesuatu keluarga, tidak pula berharta dan
tidak berkerabat pada seseorangpun. Jikalau ada sedekah - zakat - yang
datang pada Nabi صلی الله عليه وسلم
lalu sedekah -atau zakat - itu dikirimkan semuanya oleh beliau kepada
mereka itu dan beliau sendiri tidak mengambil sedikitpun daripadanya,
tetapi kalau beliau menerima hadiah, maka dikirimkanlah kepada
orang-orang itu dan beliau sendiri mengambil sebagian daripadanya. Jadi
beliau bersama-sama dengan para ahlush-shuffah itu untuk
menggunakannya."
Perintah Nabi صلی الله عليه وسلم
memanggil ahlush-shuffah itu tidak mengenakkan hati saya dan oleh sebab
itu saya berkata: "Apa hubungannya susu ini untuk diberikan
ahlush-shuffah. Saya adalah lebih berhak untuk memperoleh susu ini
dengan sekali minuman saja, agar saya dapat merasa kuat tubuhku."
Kemudian, jikalau orang-orang itu datang, Nabi صلی الله عليه وسلم
tentu menyuruh saya agar saya memberikan itu kepada mereka. Barangkali
tidak akan dapat sampai padaku - yakni bahwa saya tidak memperoleh
bagian - susu itu, tetapi juga tidak ada jalan lain kecuali mentaati
Allah dan mentaati RasulNya صلی الله عليه وسلم Oleh karena itu mereka saya datangi dan saya panggillah semuanya. Mereka menghadap dan meminta izin, lalu Nabi صلی الله عليه وسلم mengizinkan mereka masuk, juga sama mengambil tempat duduk sendiri-sendiri dalam rumah.
Beliau
lalu bersabda: "Abu Hir." Saya menjawab: "Labbaik ya Rasulullah."
Beliau bersabda lagi: "Ambillah susu itu dan berikanlah kepada mereka."
Abu
Hurairah berkata: "Saya lalu mengambil gelas, kemudian saya berikan
pada seseorang dulu. Ia minum sampai kenyang minumnya lalu gelas
dikembalikan. Seterusnya saya berikan kepada yang lain, ia pun minumlah
sampai kenyang pula minumnya, lalu dikembalikanlah gelasnya, sehingga
akhirnya sampai giliran saya memberikan itu kepada Nabi صلی الله عليه وسلم, sedang orang-orang ahlush-shuffah itu sudah puas minum semuanya. Beliau صلی الله عليه وسلم
mengambil gelas lalu diletakkan di tangannya, kemudian beliau melihat
saya dan tersenyum, kemudian bersabda: "Abu Hir." Saya menjawab:
"Labbaik ya Rasulullah." Beliau bersabda pula: "Sekarang tinggallah saya
dan engkau - yang belum minum." Saya menjawab: "Benar Tuan, ya
Rasulullah." Beliau bersabda: "Duduklah dan minumlah." Saya pun duduklah
lalu saya minum. Beliau bersabda lagi: "Minumlah lagi." Sayapun
minumlah. Beliau tidak henti-hentinya bersabda: "Minumlah lagi,"
sehingga saya berkata: "Tidak, demi Allah yang mengutus Tuan dengan
benar, saya sudah tidak mendapatkan jalan lagi untuk minum itu - artinya
sudah amat kenyang minumnya itu. Setelah itu beliau bersabda: "Kalau
begitu, berikanlah saya gelas itu "Gelaspun saya berikan, kemudian
beliau memuji kepada Allah Ta'ala dan membaca bismillah di permulaan
minumnya lalu beliau minumlah sisanya itu." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 500
Dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: "Niscayalah saya pernah mengalami diriku bahwa saya jatuh tersungkur antara mimbarnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم dengan biliknya Aisyah رضي الله عنها
sampai tidak sadarkan diri. Kemudian datanglah padaku seseorang yang
datang, lalu ia meletakkan kakinya di atas leher saya dan ia menyangka
bahwa sesungguhnya saya adalah orang gila, padahal saya tidaklah
kejangkitan penyakit gila, tetapi jatuh saya tadi hanyalah karena
kelaparan." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 501
Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
wafat sedang baju besinya sedang digadaikan pada seorang Yahudi dengan
nilai tiga puluh sha' - gantang - dari gandum." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 502
Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Nabi صلی الله عليه وسلم menggadaikan baju besinya dengan gandum dan saya berjalan ke tempat Nabi صلی الله عليه وسلم dengan membawa roti gandum dan lemak cair yang sudah berubah keadaannya. Sungguh-sungguh saya mendengar beliau صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Tiada sesuatupun pada pagi-pagi ini melainkan hanya
segantang untuk para keluarga Muhammad dan tidak ada untuk sore harinya
nanti kecuali segantang pula." Padahal seluruh keluarganya itu adalah
sembilan rumah." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 503
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه,
katanya: sungguh-sungguh saya telah melihat tujuh puluh orang dari
golongan ahlush-shuffah -kaum fakir miskin di Madinah, tiada seorangpun
di antara mereka itu yang berselendang. Ada kalanya mengenakan sarung
dan ada kalanya pula baju. Mereka mengikatkan itu pada leher-lehernya.
Di
antaranya ada yang sampai pada separuh kedua betisnya dan di antaranya
ada yang sampai pada kedua mata kakinya, lalu dikumpulkan - kedua
belahannya itu - karena enggan kalau sampai terlihat auratnya." (Riwayat
Bukhari)
Nomor: 504
Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Hamparan Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu terbuat dari kulit dan isinya adalah sabut." (Riwayat Bukhari)
Nomor: 505
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua duduk-duduk bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
tiba-tiba datanglah seorang lelaki dari kaum Anshar, lalu ia memberi
salam pada beliau itu. kemudian orang Anshar tadi menyingkir. Rasulullah
صلی الله عليه وسلم bersabda: "Hai saudara kaum Anshar, bagaimanakah keadaan saudaraku Sa'ad [51] bin Ubadah?" Orang itu menjawab: "Baik saja." Beliau صلی الله عليه وسلم, bersabda lagi: "Siapakah di antara engkau semua yang meninjaunya?" Kemudian beliau صلی الله عليه وسلم
berdiri dan kitapun berdiri bersamanya dan kita berjumlah sepuluh orang
lebih - tiga sampai sembilan. Kita semua yang pergi itu tidak
berterumpah, tidak pula bersepatu, bersongkok ataupun bergamis,
sedangkan kita berjalan di tempat yang tandus, hampir tidak ada
tanamannya, sehingga datanglah kita di tempatnya. Kaumnya Sa'ad bin
Ubadah lalu mundur dari sekelilingnya, sehingga mendekatlah Rasulullah
serta semua sahabat yang menyertainya." (Riwayat Muslim)
[51]Sahabat
Sa'ad bin Mu'az al-Anshari, yakni dari golongan kaum Anshar r.a. ini
adalah pemimpin atau kepala suku atau kabilah Aus. Nama kun-yahnya ialah
Abu 'Amr. Dialah yang tercantumkan dalam sebuah Hadis shahih yang
disabdakan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
yaitu: "Arasynya Allah yang Maha Pengasih telah bergoncang dengan sebab
kematian Sa'ad bin Mu'az." Dalam hal ini ada beberapa ahli syair yang
menggubahnya,di antaranya ialah yang berbunyi: Tiada bergoncanglah arasy
Allah sebab kematian seseorang yang meninggal dunia. Yang pernah kita
dengar perihal itu, melainkan sebab kematian Sa'ad yaitu Abu 'Amr.
Demikianlah yang dapat dikutip dari hamisy alau pinggir sebagian naskah
asli, diturun dari tulisan yang mulia Imam Nawawi sendiri, penyusun
kitab ini rahimahul Laahu Ta'ala (Semoga Allah Ta'ala mengaruniakan
kerahmatan kepadanya).
Nomor: 506
Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:
"Sebaik-baik
engkau sekalian adalah orang-orang yang sekurun - semasa - denganku,
kemudian yang mengikutinya - yang datang sesudahnya - kemudian
orang-orang yang mengikutnya." Imran berkata: "Saya tidak tahu, adakah
Nabi صلی الله عليه وسلم mengucapkannya itu dua atau tiga kali."
Nabi صلی الله عليه وسلم selanjutnya menyabdakan:
"Kemudian
akan datanglah sesudah mereka itu sesuatu kaum yang menjadi saksi,
tetapi tidak dapat dipercaya kesaksiannya. Mereka juga berkhianat dan
tidak dapat dipercaya amanatnya, demikian pula mereka bernazar, tetapi
tidak suka memenuhi nazarnya dan tampaklah kegemukan dalam tubuh
mereka," - yakni gemuk yang disebabkan karena terlampau banyak makan,
minum dan bersenang-senang dan bukan gemuk karena kejadiannya memang
gemuk." (Muttafaq 'alaih)
Nomor: 507
Dari Abu Umamah رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Hai
anak Adam, sesungguhnya jikalau engkau memberikan apa-apa yang
kelebihan padamu, sebenarnya hal itu adalah lebih baik untukmu dan
jikalau engkau tahan - tidak engkau berikan siapapun, maka hal itu
adalah menjadikan keburukan untukmu. Engkau tidak akan tercela karena
adanya kecukupan - maksudnya menurut syariat engkau tidak akan dianggap
salah, jikalau kehidupanmu itu dalam keadaan yang cukup dan tidak
berlebih-lebihan. Lagi pula mulailah - dalam membelanjakan nafkah -
kepada orang yang wajib engkau nafkahi."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Nomor: 508
Dari Ubaidullah bin Mihshan al-Anshari al-Khathmi رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa
di antara engkau semua telah merasa aman - dari musuhnya - dalam
dirinya, sihat dalam tubuhnya, memiliki keperluan hidup - makan, minum,
obat dan apa-apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya - pada hari itu,
maka ia telah dikaruniai dunia dengan keseluruhan isinya."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Sirbihi dengan kasrahnya sin muhmalah artinya ialah dirinya, ada yang mengatakan bahwa artinya itu ialah kaumnya.
Nomor: 509
Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Sungguh
berbahagialah orang yang masuk Agama Islam serta diberi rezeki cukup
dan diberi sifat qana'ah - suka menerima -dengan apa-apa yang telah
dikaruniakan oleh Allah." (Riwayat Muslim)
Nomor: 510
Dari Abu Muhammad yaitu Fadhalah bin Ubaid al-Anshari رضي الله عنه bahwasanya ia mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Untung
besarlah kehidupan seseorang yang telah dikarunia petunjuk untuk
memasuki Agama Islam, sedang hidupnya itu adalah dalam keadaan cukup dan
pula ia bersifat qana'ah - menerima."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Nomor: 511
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dalam beberapa malam yang berturut-turut itu bermalam dalam keadaan
terlipat - maksudnya terlipat perutnya karena lapar, sedang para
keluarganya tidak mendapatkan sesuatu untuk makan malam, juga sebagian
banyak roti yang dimakan itu adalah roti terbuat dari gandum."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Nomor: 512
Dari Fadhalah bin Ubaid رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم
itu apabila bersembahyang dengan para manusia, maka ada beberapa orang
lelaki yang jatuh tersungkur dari berdiri mereka itu ketika dalam
shalatnya, disebabkan karena kefakiran yang sangat -yakni karena
sangatnya kelaparan sehingga tidak kuat berdiri. Mereka itu adalah
ahlush-shuffah, sehingga orang A'rab - orang-orang Arab dari pedalaman -
mengatakan bahwa mereka itu adalah orang-orang gila. Kemudian apabila
Rasulullah صلی الله عليه وسلم
telah selesai bersembahyang, lalu menghadap ke arah mereka itu dan
berkata: "Andaikata engkau semua mengetahui apa yang disediakan untukmu
semua di sisi Allah Ta'ala, niscayalah engkau semua senang kalau engkau
semua bertambah kefakiran dan hajatnya - dari sekarang ini.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.
Alkhashashab ialah kekurangan dan kelaparan yang sangat.
Nomor: 513
Dari Abu Karimah, yaitu al-Miqdad bin Ma'dikariba رضي الله عنه, katanya: "Saya mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Tidaklah
seseorang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya.
Cukuplah sebenarnya seseorang itu makan beberapa suapan yang dapat
mendirikan - menguatkan - tulang rusuknya. Maka jikalau makanan itu
harus diisikannya, maka sepertiga hendaklah untuk makanannya dan
sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Nomor: 514
Dari Abu Umamah, yaitu lyas bin Tsa'laba al-Anshari al-Harits رضي الله عنه, katanya: "Para sahabat Rasulullah صلی الله عليه وسلم
pada suatu hari menyebut-nyebutkan di sisi beliau itu tentang hal dunia
- yakni perihal kesenangan, kekayaan dan lain-lain. Kemudian Rasulullah
صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Tidakkah engkau semua mendengar, tidakkah engkau semua
mendengar bahwa badzadzah itu termasuk keimanan, bahwa badzadzah itu
termasuk keimanan." Yakni taqahhul. (Riwayat Abu Dawud)
Albadzadzah
dengan ba' muwahhadah dan dua dzal yang mu'jamah artinya ialah keadaan
yang serba kusut dan meninggalkan pakaian yang indah-indah. Adapun
taqahhul, dengan qaf dan ha' maka para ahli Lughat mengatakan bahwa
orang yang bertaqahhul ialah orang yang kering kulitnya karena keadaan
hidupnya yang serba kasar dan meninggalkan kemewahan - dalam segala hal.
Nomor: 515
Dari Abu Abdillah bin Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita dikirimkan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم - ke medan peperangan - dan mengangkat Abu Ubaidah رضي الله عنه
sebagai amir - panglima - untuk memimpin kita, guna menemui kafilah
orang-orang Quraisy. Kita semua membawa bekal sebuah tempat berisi kurma
dan kita tidak menemukan selain itu. Abu Ubaidah memberikan kita
sekurma demi sekurma. Kepada kita ditanyakan - oleh orang lain:
"Bagaimanakah engkau semua berbuat dengan sebiji kurma itu." Jawabnya:
"Kita mengisapnya sebagaimana seorang anak bayi mengisap tetek. Kemudian
kita minum air setelah itu. Keadaan sedemikian ini mencukupi kita untuk
sehari itu sampai malam. Kita juga memukul daun-daunan dengan
tongkat-tongkat kita, lalu kita basahi dengan air, kemudian kita
makanlah itu. Seterusnya kita berangkat ke pantai laut, lalu tampaklah
di atas kita di pantai laut tadi, seolah-olah seperti tumpukan pasir
yang besar, lalu kitapun mendatanginya. Tiba-tiba yang tampak itu adalah
seekor binatang yang dinamakan ikan lodan - hiu. Abu Ubaidah lalu
berkata: "Bangkai," kemudian ia berkata lagi: "Oh tidak - maksud-nya
tidak haram diambil dagingnya untuk dimakan. Bahkan kita ini adalah
utusan-utusan dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dan dalam berjuang fisabilillah. Engkau semua adalah dalam keadaan
terpaksa. Maka dari itu makanlah olehmu semua." Kita semua berdiam ュ sambil makan ikan tersebut - dalam
waktu sebulan lamanya dan jumlah kita seluruhnya adalah tigaratus
orang, sehingga kita semuapun menjadi gemuklah. Niscayalah saya melihat
bahwa kita semua menciduk dari lobang matanya itu dengan beberapa gayung
akan minyaknya dan kita memotong daripadanya itu beberapa potongan
daging sebesar lembu atau sekira selembu-selembu besarnya.
Sungguh-sungguh Abu Ubaidah menyuruh seseorang dari kita sebanyak
tigabelas orang, diperintah olehnya supaya duduk dalam lobang matanya
dan supaya mengambil tulang rusuknya, lalu ditegakkan dan dimuatkan pada
unta yang terbesar yang ada beserta kita. Ia berjalan di bawahnya. Kita
juga mengambil bekal dari dagingnya yang telah djkeringkan - dijadikan
dendeng.
Setelah kita semua datang di Madinah, kita mendatangi Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
lalu kita ceriterakanlah hal itu kepada beliau, lalu beliau bersabda:
"Itu adalah rezeki yang dikeluarkan oleh Allah untukmu semua. Adakah
engkau semua membawa sedikit dagingnya, supaya dapat memberikan
sedekahnya untuk makanan kita?" Kita semua mengirimkan kepada Rasulullah
صلی الله عليه وسلم sebagian dagingnya itu, kemudian beliau صلی الله عليه وسلمmemakannya." (Riwayat Muslim)
Aljirab
ialah wadah dari kulit yang sudah dapat dimaklumi. Lafaz ini dibaca
dengan kasrahnya jim atau boleh pula dengan fathahnya, tetapi dengan
kasrah adalah lebih fashih. Namashshuha dengan fathahnya mim. Alkhabath
ialah daun-daunan dari pohon yang dikenal dan dimakan oleh unta.
Alkatsib ialah timbunan dari pasir. Alwaqbu dengan fathahnya wawu dan
saknahnya qaf dan sesudahnya itu ialah ba' muwahhadah, ialah lobang
mata. Alqilal ialah gayung. Aifidar dengan kasrahnya fa' dan fathahnya
dal yaitu beberapa potong. Rahala ba'ira yaitu memberikan beban pada
unta. Alwasyaiq dengan syin mu'jamah dan qaf ialah daging yang dipotong-
potong untuk dikeringkan. Wallahu a'lam.
Nomor: 516
Dari Asma' binti Yazid radhiallahu 'anhuma, katanya: "Ujung lengan baju gamisnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu adalah sampai di pergelangan tangan."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
Arush-ghu
dengan menggunakan shad dan Arrus-ghu dengan menggunakan sin, juga
boleh, artinya ialah pergelangan antara tapak tangan dengan lengan
tangan bagian bawah.
Nomor: 517
Dari Jabir رضي الله عنه,
katanya: "Sesungguhnya kita semua pada hari khandak - menggali tanah
untuk perlindungan diri sebelum timbulnya peperangan dan peperangan di
waktu itu disebut perang khandak, artinya parit, kita semua menggali.
Kemudian pada penggalian itu terhalang oleh adanya gumpaian tanah yang
keras. Para sahabat satna mendatangi Nabi صلی الله عليه وسلم, lalu berkata: "Tanah keras ini menghalang-halangi untuk kelanjutan penggalian parit." Beliau صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Saya akan turun." Selanjutnya beliau صلی الله عليه وسلم
terus berdiri, sedang perut beliau itu diikat di situ dengan sebuah
batu - karena kelaparan. Kita semua memang sudah selama tiga hari itu
tidak merasakan rasa makanan apapun. Nabi صلی الله عليه وسلم
lalu mengambil cangkul, terus memukulnya, maka kembalilah tanah keras
itu bagaikan tumpukan pasir yang hancur-lebur. Kemudian saya berkata:
"Ya Rasulullah, berilah saya izin untuk pulang ke rumah." Seterusnya
saya lalu berkata kepada isteriku: "Saya telah melihat sesuatu dalam
diri Nabi صلی الله عليه وسلم
- yakni pengganjalan perut dengan batu itu - yang tidak dapat
disabarkan lagi. Maka adakah engkau mempunyai sesuatu - yang dapat
dimakan?" Isterinya menjawab: "Saya mempunyai gandum dan kambing
perempuan. Kambing itu lalu sayasembelih,sedang isteriku menumbuk
gandum, sehingga dagingnya itu kita letakkan dalam periuk. Kemudian saya
mendatangi Nabi صلی الله عليه وسلم,sedangkan
adukan makanan itu telah pecah - yakni sudah lumat dan halus - dan
kuali yang ada di antara batu-batu itu telah hampir masak isinya. Saya
berkata kepada beliau صلی الله عليه وسلم:
"Saya mempunyai sediktt makanan ya Rasulullah, maka dari itu silakan
Tuan berdiri - yakni pergi ke tempat saya - bersama seorang atau dua
orang saja. Beliau bertanya: "Berapa banyaknya itu?" Saya menyebutkan
sebagaimana adanya - yakni kambing dengan gandum yang cukup untuk
beberapa orang saja. Beliau صلی الله عليه وسلم
lalu bersabda: "Banyak itu dan enaksekali, Katakanlah kepada isterimu,
janganlah diangkat dulu periuknya, juga jangan pula diambil roti itu
dari dapur, sehingga saya datang nanti." Seterusnya beliau صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Berdirilah engkau semua," maka berdirilah semua kaum
Muhajirin dan Anshar - yang ikut membuat parit. Saya masuk kepada
isteriku lalu saya berkata: "Celaka ini. Nabi صلی الله عليه وسلم
datang dengan semua kaum Muhajirin dan Anshar, jadi semua yang
menyertainya." Isterinya berkata: "Adakah beliau menanyakan banyaknya
makanan?" Saya berkata: "Ya." [52]
Seterusnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Masuklah engkau se-kalian dan jangan berjejal- jejalan." Beliau صلی الله عليه وسلم
mulai memotong roti dan diberikanlah pula di situ dagingnya dan selalu
menutupi periuk dan dapur itu apabila beliau mengambil daripadanya dan
mendekatkan kepada sahabat-sahabatnya itu, kemudian ditariklah kualinya
itu -sesudah diambilkan isinya. Tidak henti- hentinya beliau صلی الله عليه وسلم
memotong roti itu dan menciduk kuah sehingga sekalian sahabatnya itu
kenyang semua dan masih ada pula sisanya dalam kuali. Kemudian beliau صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Makanlah ini dan berikanlah hadiah - kepada orang-orang lain
seperti tetangga, sebab sesungguhnya para manusia itu terkena bencana
kelaparan. (Muttafaq 'alaih)
Dalam
riwayat lain disebutkan: Jabir berkata: "Ketika parit digali, maka saya
melihat adalah kelaparan yang sangat dalam diri Nabi صلی الله عليه وسلم
Lalu saya kembali ke tempat isteriku dan saya berkata: "Adakah engkau
mempunyai sesuatu yang dapat dimakan?" karena sesungguhnya saya melihat
adanya kelaparan yang sangat dalam diri Rasulullah صلی الله عليه وسلم"
Isteriku lalu mengeluarkan sebuah wadah yang di dalamnya ada segantang
gandum, sedang kita juga mempunyai seekor binatang kambing kecil yang
telah lulut. Binatang itu lalu saya sembelih dan isteriku menumbuk
gandum. Isteriku telah selesai pekerjaannya sebagaimana sayapun selesai
pula, lalu saya potonglah dalam kualinya, kemudian saya kembali menuju
ke tempat Rasulullah صلی الله عليه وسلم
Isteriku berkata: "Jangan engkau membuat aku tampak celaku, sebab hanya
mempunyai makanan sedikit dan ini menunjukkan kemiskinannya - kepada
Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan orang-orang yang menyertainya nanti." Selanjutnya saya lalu mendatangi Nabi صلی الله عليه وسلم
dan saya membisikinya. Saya berkata: "Ya Rasulullah, kita menyembelih
seekor kambing kecil untuk makanan kita dan saya juga telah menumbuk
segantang gandum. Maka dari itu, silakan Tuan datang di tempat saya
bersama beberapa orang saja yang akan menyertai Tuan." Tiba-tiba Nabi صلی الله عليه وسلم
berteriak dan bersabda: "Hai sekalian penggali parit, sesungguhnya
Jabir telah membuat sesuatu hidangan yang akan disuguhkan kepada kita.
Maka marilah kita semua ke rumahnya." Kemudian Nabi صلی الله عليه وسلم
bersabda - kepada -Jabir: "Janganlah sekali- kali engkau turunkan
kualimu dan jangan pula dijadikan roti dulu adukan gandummu itu,
sehingga saya datang." Saya datang ke rumah dan Nabi صلی الله عليه وسلم
juga datang sambil menyuruh orang-orang banyak datang pula ke situ.
Begitulah saya akhirnya datang di tempat isteriku. Isteriku berkata:
"Bagaimana engkau ini, bagaimana engkau ini," maksudnya isterinya itu
menyalahkan suaminya, mengapa membawa orang-orang sebanyak itu. Saya
berkata: "Saya telah mengerjakan semua yang engkau katakan." Isteriku
lalu mengeluarkan adukan gandum kita, lalu Nabi صلی الله عليه وسلم
berludah di dalamnya dan mendoakan keberkahannya, kemudian menuju ke
tempat kuah kita, lalu berludah pula di situ dan juga mendoakan
keberkahannya, kemudian bersabda: "Pang-gillah seorang tukang membuat
roti, supaya ia dapat menolong membuat roti bersamamu - dan yang disuruh
ini adalah isteri Jabir -dan pula ciduklah dari kualimu, tetapi
janganlah kuali itu diturunkan." Orang-orang yang datang di saat itu
adalah sebanyak seribu orang. Saya bersumpah dengan nama Allah,
niscayalah orang-orang itu semuanya dapat makan, sehingga mereka
meninggalkannya dan pergi dari rumah saya itu, sedang sesungguhnya kuali
kita masih tetap berbunyi karena isinya yang mendidih sebagaimana
tadinya -sebelum diambil isinya oleh orang-orang banyak, juga
sesungguhnya adukan roti kita masih tetap menjadi roti - sebanyak
asalnya."
Ucapannya:
Aradhat kud-yatun, dengan dhammahnya kaf dan sukunnya dal dan dengan
ya' yang mutsannat di bawahnya, artinya ialah segumpal tanah yang keras
dan tebal yang tidak dapat dicairkan oleh kapak. Atkatsib asalnya ialah
tumpukan pasir dan yang dimaksudkan di sini ialah telah menjadi tanah
yang halus, itulah artinya lafaz ah-yala. At-atsafiyyu ialah batu-batu
yang di atasnya itu diletakkan kuali untuk memasak. Tadhaghatbu artinya
berjejal-jejalan. Almaja'ah ialah kelaparan, dengan fathahnya mim.
Al-khamash dengan fathahnya kha' mu'jamah dan mim, artinya ialah lapar.
Inkafa'tu artinya saya balik dan kembali. Albuhaimah dengan dhammahnya
ba' adalah tash-ghirnya lafaz bahmah, yaitu kambing betina, yakni
al'anaq dengan fathahnya 'ain. Addajin yaitu binatang yang sudah lulut
di rumah. Assur ialah makanan yang diundanglah untuk memakannya itu
beberapa orang dan kata ini adalah dari bahasa Persi - Iran. Hayyahalan
artinya marilah.
Ucapannya
bika wa bika artinya bahwa isterinya itu membantah suaminya serta
memakinya karena ia meyakinkan bahwa makanan yang dimilikinya itu tentu
tidak cukup untuk orang-orang sebanyak itu. Jadi wanita itu merasa malu
dan agaknya tersamarlah untuknya apa yang dijadikan kemuliaan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala kepada NabiNya صلی الله عليه وسلم
dari mu'jizat yang nyata dan pertanda yang jelas itu. Basaqa sama
dengan basbaqa atau bazaqa yakni meludah dan ini ada tiga lughatnya,
amada dengan fathahnya mim yakni sengaja atau bermaksud Iqdabl artinya
ciduklah,sedang atmiqdahab artinya ciduk atau gayung, tagbitbtbu artinya
bahwa karena mendidihnya itu keluarlah suaranya.
Wallahu a'lam.
[52]Dalam riwayat lain disebutkan bahwa setelah Jabir r.a. berkata: "Ya," yang maksudnya Nabi صلی الله عليه وسلم
telah diberitahu bahwa makanan yang dapat disediakan itu hanya cukup
untuk seorang dua orang saja. Tetapi tiba- tiba yang diajak beliau صلی الله عليه وسلم,
adalah semua sahabat Muhajirin dan Anshar yang semuanya dalam keadaan
lapar. Isterinya lalu berkata: "Kalau begitu, Allah dan RasulNya adalah
lebih mengetahui. Kita telah memberitahukan apa yang dapat kita
sediakan." Dengan kata-kata isterinya, kesedihan Jabir r.a. yang sangat
itu menjadi lapang.
Nomor: 518
Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim: "Saya mendengar suara Rasulullah صلی الله عليه وسلم
itu lemah sekali dan saya mengetahui bahwa beliau adalah dalam keadaan
lapar. Maka dari itu, apakah engkau tidak mempunyai sesuatu untuk
dimakan?" Ummu Sulaim lalu mengeluarkan beberapa bulatan dari gandum,
kemudian ia mengambil kerudungnya, kemudian ia meiipatkan roti dengan
sebagian kerudung tadi, lalu memasukkannya di bawah bajuku dan
mengembalikannya padaku dengan sebagian lagi - maksudnya bahwa Ummu
Sulaim itu melipat roti dengan sebagian kerudung dan dengan sebagiannya
lagi dilipatkan untuk Anas. Seterusnya Ummu Sulaim menyuruh saya - Anas -
untuk menemui Rasulullah صلی الله عليه وسلم, lalu saya pergi dan saya menemui Rasulullah صلی الله عليه وسلم
sedang duduk di dalam masjid disertai oleh orang-orang banyak.
Seterusnya lalu saya berdiri di muka orang-orang itu, kemudian
Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: "Adakah engkau diutus oleh Abu Thalhah." Saya menjawab: "Ya."
Beliau bersabda lagi: "Apakah untuk sesuatu makanan?" Saya menjawab:
"Ya." Kemudian Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda kepada sahabat-sahabatnya yang ada di masjid: "Berdirilah
engkau semua dan berangkatlah." Saya juga berangkat mengikuti mereka
itu, sehingga datanglah saya kepada Abu Thalhah, lalu saya
memberitahukan padanya - bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم mengajak orang banyak. Abu Thalhah berkata: "Hai Ummu Sulaim. Rasulullah صلی الله عليه وسلم
telah datang dengan orang-orang banyak, sedangkan kita tidak mempunyai
sesuatu untuk memberi makanan kepada mereka semuanya itu." Isterinya
berkata: "Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui itu." Abu Thalhah
lalu berangkat sehingga bertemu dengan Rasulullah صلی الله عليه وسلم, kemudian berhadapanlah Rasulullah صلی الله عليه وسلم
dengannya sehingga keduanya itu masuk rumah. Selanjutnya Rasulullah
bersabda: "Bawa saya kemari apa yang engkau punyai, hai Ummu Sulaim."
Wanita itu datang dengan roti tersebut di atas, lalu Rasulullah صلی الله عليه وسلم
menyuruh supaya dipotong-potongkan dan Ummu Sulaim memeraskan di atas
roti itu suatu tempat berisi samin, maka itulah yang merupakan lauknya.
Kemudian Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda sekehendak yang beliau sabdakan, selanjutnya lalu bersabda
pula: "Izinkanlah masuk sepuluh orang." Orang sepuluh itu diizinkan
masuk lalu mereka semuanya makan sehingga kenyang, lalu keluarlah
setelah itu. Seterusnya beliau bersabda lagi: "Izinkanlah masuk sepuluh
orang lagi." Orang sepuluh itu diizinkan lalu mereka makan sehingga
kenyang kemudian keluarlah mereka itu pula. Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda lagi: "Izinkanlah masuk sepuluh orang lagi." Demikianlah sehingga seluruh kaum - yakni yang menyertai Nabi صلی الله عليه وسلم
dari masjid - dapat makan sehingga kenyang semuanya, sedangkan jumlah
kaum itu ada tujuh puluh atau delapan puluh orang." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan: "Maka tidak henti-hentinya beliau صلی الله عليه وسلم
memasukkan sepuluh orang dan mengeluarkan sepuluh orang, sehingga tidak
seorangpun yang tertinggal, melainkan ia tentu telah makan sehingga
kenyang, kemudian dikumpulkanlah kelebihan makanan itu, tetapi tiba-tiba
banyaknya makanan tersebut adalah sama seperti keadaan ketika
orang-orang banyak belum makan daripadanya itu."
Dalam
riwayat lain disebutkan pula: "Maka makanlah orang-orang itu sepuluh
orang demi sepuluh orang, sehingga yang sedemikian itu dilaksanakan
untuk sebanyak delapanpuluh orang. Kemudian Nabi صلی الله عليه وسلم makanlah setelah orang-orang itu semuanya, juga semua keluarga rumah dan mereka masih meninggalkan sisa pula."
Dalam riwayat lain lagi dikatakan: "Kemudian mereka masih meninggalkan sisa yang cukup untuk disampaikan kepada tetangganya."
Dalam riwayat lainnya lagi dikatakan:
Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Saya datang kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم pada suatu hari, kemudian saya menemui beliau صلی الله عليه وسلم
itu sedang duduk dengan sahabat-sahabatnya dan di perutnya diikatkanlah
dengan suatu ikatan - seperti batu dan lain-lain untuk menahan lapar.
Lalu saya bertanya kepada salah seorang sahabatnya: "Mengapa Rasulullah صلی الله عليه وسلم
mengikat perutnya." Orang- orang sama berkata: "Karena lapar." Oleh
sebab itu saya lalu pergi kepada Abu Thalhah, yaitu suaminya Ummu Sulaim
binti Milhan, kemudian saya berkata: "Aduh bapak, saya sungguh-sungguh
telah melihat Rasulullah صلی الله عليه وسلم
mengikat perutnya dengan suatu ikatan, lalu saya bertanya kepada
sebagian sahabat-sahabatnya dan mereka mengatakan bahwa hal itu karena
beliau lapar." Abu Thalhah lalu masuk menemui ibuku - yakni Ummu Sulaim,
kemudian bertanya: "Adakah sesuatu - yang dapat dimakan?" Ummu Sulaim
menjawab: "Ya, ada. Saya mempunyai beberapa potong roti dan beberapa
buah kurma. Jika Rasulullah صلی الله عليه وسلم
datang ke tempat kita sendirian, tentu dapatlah kita mengenyangkan
beliau itu, tetapi jikalau beliau datang dengan disertai orang lain,
maka makanan kita terlampau sedikit untuk dimakan orang-orang itu."
Seterusnya Anas menyebutkan kelengkapan Hadis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar